Rawan Curanmor, Mahasiswa UNPAD Minta Pengamanan Diperketat

Setiap bulan, di Polsek Jatinangor selalu ada laporan mahasiswa UNPAD yang kehilangan motor. (petahidup.blogspot.com)

JABARTODAY – SUMEDANG

Setiap bulan, di Polsek Jatinangor selalu ada laporan mahasiswa UNPAD yang kehilangan motor. Di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad misalnya, dalam satu bulan paling sedikit terjadi satu kali peristiwa curanmor . Hal serupa juga terjadi di fakultas lain, seperti di fakultas geologi.

Data di Polsek Jatinangor, Jumat (16/9), dan Kamis (15/9) terdapat dua laporan curanmor yang terjadi di Kampus Unpad. Laporan pertama disampaikan Erik Lasarus (22), mahasiswa Jurusan Penyiaran Fikom Unpad. Dia kehilangan motor Jupiter MX bernomor  polisi D 6514 TS. Laporan juga disampaikan oleh Hilmi Damanhuri (20), mahasiswa Jurusan Teknik Geologi,  Fakultas Teknik Geologi. Motor mio milik Hilmi bernomor polisi D 3246 EY, juga hilang di kampus yang berdiri sejak awal era tahun 1980-an itu.

Menurut  salah satu mahasiswa yang menjadi korban curanmor, Erik Lasarus, curanmor yang menimpa dirinya terjadi pada Kamis (15/9). Kata Erik, dia mengetahui motor miliknya sudah raib pada pukul 15.00.

“ Saya berada di Kampus Unpad sejak Rabu (14/9) pukul 21.00. Motor milik saya diparkir di halaman Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Studium Centre Unpad. Antara rentang waktu mulai Rabu (14/9) pukul 21.00 sampai Kamis (15/9), pukul 15.00, saya tidak pernah melihat sepeda motor yang saya parkir di lokasi itu. Pas saya hendak memakai motor pada Kamis pukul 15.00, ternyata motor milik saya sudah hilang,” kata Erik kepada JABARTODAY.COM, Kamis (15/9).

Menurutnya, Kampus Unpad sangat rawan terjadinya curanmor. Setiap bulan, kata dia, selalu saja melaporkan kehilangan sepede motor. “Saya sudah mengetahui sejak lama bahwa Kampus Unpad kerap terjadi curanmor. Dan kali ini kejadian itu menimpa saya. Saya lagi apes,” ujarnya.

Erik menuturkan, kendati pengamanan di seputar lokasi parkir di fakultas-fakultas yang ada di Unpad terlihat sangat  ketat, namun dia tak habis pikir mengapa curanmor selalu terjadi di kampus itu.

“Namanya maling,  terlihat sangat jeli melihat situasi. Kendati di setiap parkiran terdapat petugas penjaga yang mengawasi motor-motor yang diparkir, namun curanmor selalu berulang. Ke depan, saya berharap pengamanan dan pengawasan terhadap orang-orang yang mencurigakan di tempat parkir lebih diperketat,” ujarnya.

Korban lainnya, Hilmi Damanhuri, mahasiswa jurusan teknik geologi, mengatakan, curanmor yang menimpa dirinya berlangsung sangat cepat. Hilmi memarkir sepeda motor miliknya pada Kamis (15/9) pukul 14.00. Setelah menyelesaikan urusan di kampus selama satu jam dan kembali ke Parkiran Fakultas Teknik Geologi, dia sangat terkejut saat melihat sepeda motor miliknya raib.

“ Saya meninggalkan lokasi itu hanya sebentar. Petugas di lokasi parkir sama sekali tak mengetahui peristiwa itu. Mereka baru mengetahui peristiwa itu setelah saya melaporkan kejadian ke security. Sepengetahuan saya, curanmor memang sering terjadi di Kampus Unpad,” ujar Hilmi.

Sementara itu, petugas parkir di Fikom Unpad, Andri (16), mengatakan, dia sudah berupaya keras menjaga lokasi parkir. Namun, kata dia, curanmor selalu terjadi berulang-ulang.

“Setiap bulan setidaknya terjadi satu kali curanmor di parkiran Fikom. Bahkan, beberapa waktu lalu, dalam satu bulan terjadi enam kali curanmor,” kata Andri, Jumat (16/9).

Kapolsek Jatinangor, Kompol Sujoto, mengatakan, laporan curanmor di Kampus Unpad akan langsung  diproses. “Saya menyarankan masyarakat lebih hati-hati mengawasi kendaraan miliknya,” ujarnya. (haifa fauziyyah)

Related posts