Ratusan Warga Manglayang Regency Ontrog Wika Realty

Tolak Kenaikan Tarif Pembayaran Air Hingga 200%

Jengkel karena keputusan sepihak naiknya harga pembayaran air oleh PT Amartha Sejahtera, warga Manglayang Regency akhirnya menggelar demo, Sabtu (22/9). (DEDE SUHERLAN/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Ratusan warga Kompleks Tamansari Manglayang Regency, Desa Cimekar, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung, mengontrog Kantor Wika Realty, Sabtu (22/9). Kepada depelover perumahan berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, warga menuntut agar pengelola air di Manglayang Regency, PT Amartha Sejahtera tidak semena-mena dalam menentukan kenaikan tarif air.

Berdasarkan penelusuran JABARTODAY.COM, sejak Februari 2011, pengelolaan air di perumahan yang dihuni 2.348 kepala keluarga (KK) itu, yang sebelumnya dilakukan oleh Wika Realty dikelola oleh PT Amartha Sejahtera. Namun, setelah 19 bulan mengambil alih pengelolaan air, tahu-tahu pada 15 Agustus 2012 warga kompleks yang berlokasi di kawasan Bandung Timur itu, mendapat surat pemberitahuan kenaikan harga tarif air.

Dalam surat itu disebutkan bahwa terhitung sejak Oktober 2012, PT Amartha Sejahtera menetapkan tarif pembayaran air naik hingga 200 %. Tarif pembayaran air yang diberlakukan sebelumnya, abodemen sebesar Rp. 5.000,- dan tarif pembayaran untuk pemakaian 1-5 m3 Rp. 800,-, 6-15 m3 Rp. 1.300,-, serta lebih besar dari 15 m 3 senilai Rp. 3.000,-.

Sementara untuk tarif baru, abodemen sebesar Rp. 15.000,-, tarif pemakaian 0-10 m3 sebesar Rp. 3.000,-/m3, 11-20 m3 sebesar Rp. 4.000,-/m3, dan pemakaian lebih dari 20 m3 sebesar Rp. 5.000,-.

Menyusul diperolehnya surat itu, keresahan di tengah warga langsung mengemuka. Selain kenaikan harga yang tidak rasional, warga merasa pelayanan yang diberikan PT Amartha sangat jauh dari sempurna. Di samping kualitas air tidak layak minum, untuk jadwal distribusi air ke rumah warga hanya dibatasi 1 sampai 2 jam perhari. Bahkan, di sebagian blok, air mengalir 2 hari sekali.

Penolakan warga terhadap rencana kenaikan tarif pembayaran air, kemudian diperjuangkan melalui pembentukan Tim Negosiasi yang beranggotakan perwakilan warga dari 11 blok di Manglayang Regency. Namun, dari tiga kali pertemuan dengan Wika Realty dan PT Amartha kesepakatan harga tak juga muncul.

Di tengah mentoknya penyepakatan tarif, pada 21 September 2012, PT Amartha kembali melayangkan surat kepada warga yang menyebutkan bahwa tarif air tetap akan dinaikkan. Tarif kenaikan tak berubah seperti surat pemberitahuan yang dilayangkan pada 15 Agustus 2012.

Melihat kondisi itu, kemarahan warga langsung tersulut. Demonstrasi yang mengerahkan ratusan warga pun tak bisa dielakkan. Maka, sehari setelah mendapatkan surat itu, Kamis (22/9), warga kompak mendatangi Kantor Wika Realty.

Pantauan di lapangan, massa yang berasal dari blok A,B,C,D,E,F,G,H,I,J, dan blok K Manglayang Regency sudah berkumpul di depan Kantor Wika Realty, sejak pukul 09.00 WIB. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya Penanggung Jawab Wika Realty untuk pengembangan Tamansari Manglayang Regency, Atty Widiyanti dan Pengelola PT Amartha Sejahtera Cabang Bandung, Abdurachim Santosa bersedia menemui perwakilan warga dari 11 blok yang tergabung dalam Tim Negosiasi.

Dalam pertemuan yang berlangsung hampir 2 jam, PT Amartha Sejahtera bersikukuh untuk menaikkan tarif air sesuai dengan angka kenaikan dalam surat yang disampaikan kepada warga. Di sisi lain, warga pun keukeuh tidak mau membayar tarif air yang baru. Hingga pertemuan berakhir pada pukul 12.00 WIB kesepakatan pun tidak tercapai.

“Kalaupun ada kenaikan, warga menginginkan harga yang rasional. Untuk abodemen misalnya, warga bersedia membayar jika besarannya ditetapkan senilai Rp. 6000,-., bukan Rp. 15.000,-. Sedangkan untuk pembayaran pemakaian seperti seperti pembayaran pemakaian 1-5 m3, sebesar Rp. 800,- bukan seperti yang ditetapkan oleh Amartha yang menetapkan pemakaian 0-10 m3 senilai Rp. 3000,-,” kata Ketua Tim Negosiasi, Dudi Nugraha, seusai pertemuan dengan Wika Realty dan PT Amartha.

Menurut Dudi, selain penetapan tarif yang rasional, warga menginginkan PT Amartha meningkatkan kualitas pelayanan. Kondisi yang ada saat ini menunjukkan, selain jadwal pendistribusian air yang tidak jelas, kualitas airnya pun sangat jelek. Selain kotor, bau pula.

Sementara salah satu warga Manglayang Regency yang berdemonstrasi, Anwarsyah (45) mengungkapkan, kendati jadwal pendistribusian air 2 jam perhari, waktu efektif air mengalir hanya sekitar 30 menit saja.

“Selama 90 menit yang keluar dari keran hanya angin saja. Masa kita harus bayar kentut?” ujar Anwarsyah. (DEDE SUHERLAN)

Related posts