Raimuna Daerah 2 Bulan Lagi, Kok Pasokan Air di Buper Kiarapayung Masih Seret?

Kegiatan Persami yang digelar Kodam III Siliwangi di Buper Kiarapayung, beberapa waktu lalu. (DEDE SUHERLAN/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

RENCANANYA, di Bumi Perkemahan Letjen Mashudi, Kiarapayung,  Jatinangor, Kab. Sumedang, pada 17 sampai 22 Desember mendatang akan dilangsungkan Raimuna Daerah Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat. Kegiatan itu diperkirakan diikuti sebanyak 13.000 anggota pramuka dari 26 kabupaten/kota di Jabar.

Ya, Buper Letjen. Mashudi, Kiarapayung memang kerap dijadikan berkumpulnya anggota pramuka dalam kegiatan berskala besar. Untuk tingkat nasional misalnya, pada 2006 lalu, sebanyak 52.000 anggota organisasi kepanduan dari 33 provinsi di Indonesia selama sepekan mengikuti jambore nasional (Jamnas). Tak hanya itu, anggota kepanduan dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, dan India turut mengikuti perhelatan itu.

Lalu , bagaimana kondisi buper seluas 66 ribu hektare itu menjelang digelarnya Raimuna Daerah?

Berkaca kepada penyelenggaraan Jamnas 2006, kala itu persoalan air jadi kendala yang dihadapi peserta Jamnas. Saat itu, di buper disediakan 6 bangunan untuk fasilitas mandi cuci kakus (MCK) dan di masing-masing MCK itu terdapat 33 kamar MCK.

Kendati Jamnas digelar saat musim hujan, namun peserta Jamnas tetap saja kesulitan mendapatkan air. Untuk sekadar buang air saja, peserta kelimpungan mendapatkan air. Bahkan, ada salah satu peserta Jamnas dari Nusa Tenggara Barat yang mengaku baru bisa mandi setelah tiga hari berada di Buper Letjen Mashudi.

Memang, berdasarkan pengamatan JABARTODAY.COM yang saat itu menjadi salah satu peliput kegiatan, kuantitas air yang mengalir di MCK-MCK itu begitu pas-pasan. Kalau orang Sunda bilang, air yang mengalir layaknya buntut beurit (ekor tikus). Untuk mengisi satu ember ukuran sedang saja, memerlukan waktu lebih dari 15 menit.

Kondisi saat ini terlihat tak berbeda jauh. Saat JABARTODAY.COM menyambangi Buper Letjen Mashudi, Minggu (30/9), masalah air tetap masih belum terpecahkan hingga kini. Kuantitas air masih seperti dulu, kecil dan seret. Kondisi itu terjadi baik saat musim hujan maupun musim kemarau.

Menurut Kepala Pengelola Buper Letjen Mashudi, Aim Ibrahim, dari 6 MCK yang ada di buper itu, hanya 4 MCK yang difungsikan, yaitu 2 MCK putra dan 2 MCK putri. Dua MCK lainnya tidak digunakan karena kondisi bangunannya rusak.

“Untuk sumber air MCK diambil dari Gunung Manglayang dan Baru Beureum, Sukasari. Namun, ya itu, kuantitas airnya memang kecil. Malahan, pada musim kemarau seperti saat ini air nyaris tak mengalir. Untuk menyuplai air bagi peserta yang berkemah di buper yang biasanya membeludak setiap hari Sabtu dan Minggu, sedikitnya kami mendatangkan dua tangki air dari Cikuda, Jatinangor,” kata Aim.

Menurut Aim, agar kebutuhan air di buper terpenuhi, pengelola buper berencana akan membuat sumur bor yang representatif. Namun, kata dia, rencana itu baru sekadar wacana yang tidak tahu kapan akan direalisasikan.

“Biasanya untuk pembangunan fasilitas buper mendapat alokasi anggaran dari APBD Jabar. Pasalnya, buper ini termasuk aset Jabar yang dikelola oleh Kwarda Jabar. Mudah-mudahan, kendala sulitnya mendapatkan air di buper bisa segera terpecahkan,” ujar Aim.

Sementara itu, Ketua Kwarcab Pramuka Sumedang yang juga Sekda Kabupaten Sumedang, Atje Arifin Abdullah, mengungkapkan, kendati Buper Letjen Mashudi berlokasi di Kab. Sumedang namun pemeliharaan fasilitas itu menjadi tanggung jawab Pemprov Jabar.

“Karena berlokasi di Sumedang,  Buper Letjen Mashudi tentu jadi kebanggaan bagi warga Sumedang.  Namun, karena buper ini termasuk aset provinsi, saya berharap pemeliharaan buper bisa dilakukan maksimal oleh Pemprov Jabar,” ujar Atje seusai membuka Perkemahan Kwaran Tanjungsari, di Buper Letjen Mashudi, Jum’at (28/9).

Sedangkan Ketua Kwarda Pramuka Jabar, Dede Yusuf, menuturkan, anggaran untuk pembangunan Buper Kiarapayung mencapai angka ratusan juta rupiah per tahun. Namun, Wagub Jabar itu tidak memerinci angka pasti anggaran yang dialokasikan untuk buper itu.

“Ya, Kwarda Jabar bertanggung jawab untuk mengelola Buper Letjen Mashudi,” ujar Dede di sela-sela perhelatan Bandung Lautan Trail, di Buper Letjen Mashudi, Sabtu (29/9). (DEDE SUHERLAN)

Related posts