JABARTODAY.COM – BANDUNG
Tingginya curah hujan yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, berefek cukup negatif pada dunia pertanian, termasuk di Jawa Barat. Pasalnya, derasnya guyuran hujan itu menyebabkan gagal panen.
Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar menunjukkan, luas areal persawahan yang mengalami puso alias gagal panen di tatar Pasundan tergolong luas.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar Uneef Primadi mengungkapkan, awal tahun ini, areal persawahan Jabar yang mengalami puso lebih luas daripada 2013. Tahun lalu, kata Uneef, luasnya 9.418 hektare.
Jumlah areal pesawahan yag mengalami puso pada awal tahun 2014 ini, mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2013. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar mencatat, areal persawahan yang mencapai 9.418 hektare. “Awal 2014 mencapai 51.718 hektare. Ini terjadi akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan gelombang air laut pasang pada beberapa titik Jabar,” ujar Uneef.
Menurutnya, puso terluas terjadi di Kabuapten Indramayu. Disebutkan, luas areal persawahan di wilayah utara Jabar itu 31.235 hektare. Selain Indramayu, Kabupaten Bekasi pun terlanda puso. Luasnya, lanjut dia, sebesar 8.891 hektare.
Kondisi itu, sambung dia, membuat tatar Parahyangan harus merelakan hilangnya 310 ton padi. Angka itu, jelasnya, berdasarkan asumsi, bahwa volume produksi sekitar 6 ton per hektare.
Meski demikian, sahut Uneef, publik Jabar tidak perlu khawatir. Pasalnya, jelas dia, pada tahun ini, potensi hasil panen dapat mencapai 11,3 juta ton. Proyeksi produksi padi Jabar tahun ini, ucap dia, sebanyak 12 juta ton. “Berdasarkan perhitungan, stok beras Jabar tahun ini masih aman,” tegas Uneef.
Guna menyikapi puso, Uneef menyatakan, jajarannya melakukan sejumlah persiapan dan langkah antisipasi. Di antaranya, seru dia, memakai bibit varietas Situ Bagendit yang panennya dalam waktu 95 hari atau lebih cepat 10-15 hari varietas lain.
Upaya lainnya, imbuh dia, pihaknya berencana mengganti padi yang puso, menggunakan benih baru. Kebutuhannya 1,29 juta ton. Jika padi puso bisa secepatnya diangkat, berarti 25 ribu hektare sawah terselamatkan. (ADR)