Produk Ini yang Jadi Bahasan Kerjasama PT DI-Turki

(jabartoday.com/net)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ternyata, eksistensi PT Dirgantara Indonesia (DI) (Persero) kian diakui dunia internasional. Pasalnya, sejauh ini, banyak negara yang tidak hanya mempercayai produk lembaga BUMN yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) ini. Salah satunya, adalah Turki.

Pada pertengahan tahun lalu, PT DI dan Turki, yaitu Turkish Aerospace Industries Inc menjalin perjanjian kerjasama yang penandatanganannya berlangsung 6 Juli 2017 di Ankara Turki. Dalam perkembangannya, kedua pihak melakukan pembahasan susulan mengenai kerjasama tersebut, berupa Pembahasan Kerjangka Kerja (Framework Agreement).

“Pembahasan Perjanjian Kerangka Kerja (Framework Agreement) ini untuk menjabarkan kerjasama strategis antara PT DI dan Turkish Aerospace Industries Inc dalam program kedirgantaraan. Selain itu, juga secara bersama-sama, membentuk dan menetapkan strategi terbaik dalam setiap kerjasama,” tandas Irland Budiman, Manager Hukum dan Humas PT DI (Persero), dalam keterangan resminya, Senin (15/1).

Irland mengemukakan, pembahasan yang berlangsung di Ruang Rapat Direksi GPM ( PT DI (Persero) itu melibatkan para petinggi kedua lembaga, yaitu Direktur Utama PT DI (Persero), Elefien Goentoro, dan President & CEO Turkish Aerospace Industries Inc, Temel Kotil. Dijelaskan, pembahasan kerangka kerjasama itu merupakan tindak lanjut pembelian CN 235-100 untuk Angkatan Laut Turki dan CN 235-100 yang digunakan Badan Keamanan Laut Pantai Turki pada 2003.

Diungkapkan, dalam perjanjian kerangka kerja itu, PT DI (Persero) dan Turkiish Aerospace Industries Inc sepakat menggabungkan upaya dalam domain kedirgantaraan guna mendukung pengembangan kerjasama industri kedirgantaraan ke-2 negara. Kerangka Kerja itu pun menyebutkan, bahwa Turkish berpartisipasi dalam kegiatan perancangan konseptual Proyek Pengembangan Pesawat Terbang dan UAV yang dilakukan PT DI (Persero).

Ada beberapa ruang lingkup dalam kerangka kerja itu ruang lingkup kerjasama itu. Antara lain, urainya, Pemasaran dan Perluasan Produksi Pesawat N219 berkenaan dengan rencana program setelah penerbangan sertifikasi pesawat N219 mencapai 100 jam terbang, perjanjian industri dan komersial yang penetapannya 2 bulan pasca pemberian Type Certificate N219 DGCA Indonesia, yang prediksinya, kemungkinan pada akhir 2018.

Selanjutnya, tambah Elfien, pengembangan bersama dan produksi pesawat N245 tentang rencana rekayasa dan pengembangan industri yang penetapannya 6 bulan pasca kuartal keempat 2017. Termasuk, imbuhnya, pemasaran dan perluasan produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA)/UAV serta kemungkinan pengembangan lebih lanjut untuk Wilayah ASEAN yang penentuannya dalam tahap diskusi berikutnya. (win)

 

Related posts