Kalangan rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dinilai cenderung tertutup untuk memberikan informasi yang jujur dan jelas berkaitan dengan penggunaan anggaran pendidikan baik yang bersumber dari negara maupun dan masyarakat (SPP mahasiswa), terutama terkait soal anggaran yang digunakan untuk plesiran pejabat UPI ke luar negeri dengan dalih studi banding.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) UPI, Hamdan mengaku selama ini memang pihak rektorat (UPI) sangat tertutup terhadap mahasiswa.
“Selama ini memang pihak rektorat (UPI) sangat tertutup terhadap mahasiswa. Kami sangat kesulitan untuk melakukan koordinasi, apalagi sampai melakukan suatu pencarian data-data sensitif,” ujar Hamdan seperti dikutip Bandung Ekspres (22/2/2013).
Ketika dicoba dihubungi oleh Jabartoday.com, salah seorang mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan perilaku para pejabat rektorat termasuk dekanan dan jurusan/prodi di UPI yang banyak keluyuran ke luar negeri.
“Saya sangat sedih dan prihatin campur marah dengan perilaku pimpinan UPI. Perilaku itu sama sekali jauh dari upaya kita merintis pembangunan karakter para calon guru. Kami merasa dikhianati oleh mereka,” ujar mahasiswa jurusan PPKn FPIPS UPI itu kepada Jabartoday.com, Jumat, (22/02/2013). (tor)