JABARTODAY.COM – BANDUNG
Kegiatan Pramuka merupakan salah satu cara efektif mencegah tawuran antarpelajar. Melalui kegiatan Pramuka, remaja bisa menyalurkan potensinya melalui kegiatan positif. Dengan begitu, pemuda bisa terhindar dari kegiatan negatif, bahkan bisa berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (Kwarda) Jawa Barat Dede Yusuf mengatakan hal itu saat dimintai tanggapannya tentang kembali maraknya aksi tawuran di Jakarta. Apalagi, Dede merupakan salah satu alumni SMAN 6 Jakarta yang kemarin bentrok dengan SMAN 70 Jakarta.
“Dari dulu SMAN 6 sama SMAN 70 ribut terus. Tapi, kalau sampai fatal, ya tentu harus dicari solusi secara hukum,” ujar Dede usai memimpin Apel Besar Hari Pramuka Tingkat Provinsi Jabar di Lapangan Gasibu Bandung, Selasa (25/9). Hari Pramuka sendiri diperingati setiap tahun pada 14 Agustus.
Ia meminta agar para siswa di dua sekolah tersebut tidak melakukan aksi balas dendam. Penyelesaiannya terletak pada penegakan hukum. Sementara solusi jangka panjangnya dengan mengaktifkan kepramukaan di dua sekolah tersebut. “Ya itu tadi, solusinya yang tepat adalah Pramuka,” tegas Wakil Gubernur Jawa Barat ini.
Terkait apel besar, Dede menjelaskan, acara tersebut dihadiri sekitar 8.000 anggota Pramuka dari wilayah Bandung Raya dan Priangan Timur. Dede yang tengah bersaing merebut tiket Partai Demokrat untuk melaju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar menampik acara tersebut sebagai bagian dari upaya meraih simpati pemilih pemula.
Sebagai orang nomor satu di lingkungan Kwarda Jabar, Dede berharap Gerakan Pramuka tidak lagi bergantung pada pemerintah. Sebaliknya, Pramuka harus mampu mandiri dan memiliki skill atau potensi yang bisa dijadikan alat untuk menghadapi tantangan arus globalisasi.
Selain diisi gelar pasukan, apel besar Pramuka Jawa Barat juga dimeriahkan aktraksi terjun payung, senam bela negara, kuda lumping, halang rintang, dan lain-lain. Wakil Ketua Kwarda Bidang Komunikasi dan Informasi Adang D Bokin menjelaskan, para penerjun payung ini pernah mengikuti pelatihan ketepatan mendarat di Amerika Serikat. Mereka pun menguasai olahraga gantole dan paralayang. Pada PON 18 di Riau, imbuh Adang, beberapa penerjun payung yang menjadi kontingen Jabar tersebut menyumbangkan dua emas dan perunggu.(AVILA DWIPUTRA)