Jika ketersediaan komoditi belum sebanding dengan kebutuhan, tentunya, untuk pemenuhannya, perlu ada opsi. Satu diantaranya, adalah impor. Opsi itu terjadi pada komoditi daging sapi.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, peredaran daging sapi impor di beberapa pasar tradisional di Jawa Barat-DKI Jakarta, ternyata cukup meresahkan. Pasalnya, kuat dugaan, saat ini, beredar jeroan sapi impor di sejumlah pasar tradisional, khususnya Kota Bandung. Hal yang cukup meresahkan, yaitu harga jualnya yang lebih murah daripada daging sapi lokal.
“Kami melakukan pemantauan di Jakarta, Bogor, dan Bandung Raya. Hasilnya mengejutkan. Daging sapi impor kelas variety meat dan jeroan beredar di pasar-pasar tradisional dan diperjualbelikan,” ujar Sekretaris DPD Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Jawa Barat, Robi Agustiar, belum lama ini.
Robi mengemukakan, di wilayah Bandung, pihaknya menemukan peredaran daging sapi variety dan jeroan. Antara lain, Pasar Ciroyom. Di pasar ini, berdasarkan pemantauan, ungkapnya, penjualan daging sapi impor berlangsung terbuka dan terang-terangan. “Harganya bervariasi. Untuk jeroan impor (jantung dan hati), harganya Rp 30-40 ribu per kilogram. Untuk variety maeat dan gandik, harganya Rp 65 ribu per kilogram. Sedangkan harga jual daging lokal Rp 80-90 ribu per kilogram,” paparnya.
Lalu, lanjutnya, peredaran dan penjualan daging sapi impor dan jeroan pun berlangsung di Pasar Gedebage. Namun, kata Robi, informasinya, peredaran dan penjualan daging impor di pasar ini berdasarkan pemesanan minimal 20 kilogram. Harganya, Rp 80 ribu per kilogram. Harga daging lokalnya lebih mahal Rp 10 ribu per kilogram.
Begitu juga di Pasar Caringin. Di pasar ini, tukas Robi, hasil penelusuran ditambah adanya informasi, menunjukkan banyak pedagang yang menjual daging impor. Harga jual daging impor Rp 75-85 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging sapi lokal Rp 90 ribu per kilogram.
Tidak hanya di Bandung, peredaran dan penjualan daging sapi impor beserta jeroannya berlangsung di Bogor. Satu di antaranya, terjadi di Pasar Anyar. Robi mengutarakan, di pasar itu, harga jual daging impor sekitar Rp. 70 ribu per kilogram. Sementara harga jual daging lokal kira-kira Rp 95 ribu per kilogram.
Melihat kondisi itu, Robi menyatakan, DPP PPSKI meminta pemerintah untuk segera menghentikan peredaran dan pendistribusian daging sapi impor (variety meat dan atau jeroan seperti jantung) di pasar-pasar tradisional. Peredaran dan penjualan daging sapi impor beserta jeroannya pun, sahut Robi, dapat berefek negatif, yaitu turunnya harga jual daging sapi dan sapi hidup dalam negeri secara cukup signifikan. “Peredarannya mengganggu pasar jeroan sapi lokal, yang selama ini menjadi sumber pendapatan para pedagang daging jagal domestik,” ujarnya.
Karenanya, tegas Robi, pihaknya mendesak pemerintah untuk menegakkan peraturan tentang daging sapi impor (variety meat dan jeroan). Berdasarkan regulasi Peraturan Menteri Perdagangan 46/M-DAG/Per/8/2013, bahwa karkas, daging, dan jeroan impor peruntukannya bagi industri, hotel, restoran, katering dan atau keperluan khusus lainnya. (ADR)