JABARTODAY.COM – BANDUNG
Terkait pemain naturalisasi asal Belanda, Sergio Van Dijk, Direktur Marketing dan Promosi PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Muhammad Farhan, menuturkan, kedua belah pihak memang sudah saling tertarik. Namun begitu, baik Persib maupun Sergio sangat berhati-hati dalam melakukan proses ini.
“Kalau taksir-taksiran sih sudah. Tapi belum keluar angka dari kedua pihak, masih hati-hati,” kata Farhan, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (21/9).
Ketika disinggung kapan pastinya pemain kelahiran Assen 6 Agustus 1982 ini bergabung, Farhan menuturkan harus menunggu proses naturalisasi Sergio hingga selesai. Karena bila itu belum dilakukan, tidak memungkinkan untuk dapat bergabung bersama skuad Persib.
“Karena kalau dia belum naturalisasi kita tidak bisa, karena kita sudah punya 5 pemain asing. Tunggu aja, masih belum positif dari dia, terutama masalah kewarganegaraan,” tambahnya.
Mengenai keberadaan Sergio yang berada di Indonesia, dibenarkan oleh pria berkacamata tersebut. Namun sejauh ini, pihaknya mengaku belum melakukan komunikasi lebih lanjut terkait berlabuhnya striker klub Adelaide United tersebut.
“Iya Sergio memang harus ke Jakarta. Dia harus mengurus proses naturalisasi. Hari ini katanya akan diselesaikan di Kementerian Hukum dan HAM,” jelasnya.
Dirinya juga menepis kedatangan pemain Indo-Belanda itu untuk berdiskusi mengenai kontrak. Farhan menegaskan, Sergio hanya menyelesaikan proses kepindahan kewarganegaraan. “Kita juga belum melakukan kesepakatan,” tegasnya.
Disinggung soal budget untuk merekrut striker naturalisasi tersebut, Farhan menyebutkan, dana tersebut berasal dari anggaran sponsor.
“Anggaran untuk pembelian Van Dijk itu dari corporate sponsor. Karena yang saya tahu, Persib tidak mengeluarkan dana pribadi. Karena setiap uang yang dikeluarkan Persib, adalah uang perusahaan, yang harus dipertanggungjawabkan ke auditor,” papar pria yang juga presenter itu.
Farhan menambahkan, saat ini Persib memiliki tiga sponsor komersil. Sponsor pemegang saham, sponsor partner dan corporate sponsor.
“Ada sponsor partner, dia tidak punya saham tapi berbisnis. Tapi ada juga corporate sponsor, perusahaan yang tidak berbisnis dan tidak punya saham, cuma dia punya kepentingan untuk mensponsori Persib,” tandasnya. (AVILA DWIPUTRA)