Penutupan Diperpanjang, Kerugian Maskapai Miliaran Rupiah

316123_10150314732022136_827154949_nJABARTODAY.COM – BANDUNG

Terjadinya erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur menyebabkan sejumlah akitivitas terganggu, bahkan terhenti. Satu diantaranya adalah aktivitas penerbangan dari Bandung. Pasalnya, Bandara Husein Sastranegara Bandung mengalami penutupan.

 

“Itu demi keamanan. Penutupan diperpanjang. Rencananya, penutupan berlangsung hingga Minggu (16/2/2014),” ujar Yayan Hendrayani, General Manager PT Angkasa Pura II Bandung, selaku operator Bandara Husein Sastranegara Bandung, Sabtu (15/2/2014).

Pria asal Tangerang ini meneruskan, seiring dengan adanya penghentian operasional bandara tersebut, secara otomatis, aktivitas 75 jadwal penerbangan dari dan ke Bandung pun terhenti. Menurutnya, sebenarnya, penghentian itu mulai berlangsung pada Jumat (14/2/2014).

 

Saat itu, jelas dia, sebanyak 39 jadwal penerbangan mengalami pembatalan. Pada Jumat, pihaknya masih mengoperasikan 36 jadwal penerbangan. Namun, lanjut dia, demi keamanan, pihaknya benar-benar menutup dan menghentikan aktivitas bandara Husein selama dua hari, Sabtu dan Minggu. “Tidak tertutup kemungkinan, apabila kondisinya belum memungkinkan, penutupan tersebut dapat berlangsung lebih lama,” sambung Yayan.

 

Adanya penutupan itu, bagi maskapai-maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara kebanggaan publik Jabar, khususnya, Kota Bandung itu, antara lain, Lion Air, AirAsia Indonesia, Indonesia Air, Garuda, Citylink, dan Mandala Tiger, mengalami kerugian. Pasalnya, mereka tidak menerima revenue penjualan tiket.

 

Hal itu diakui Dwi Hendratno, Garuda Branch Office Bandung. Belum lama ini, Dwi menyatakan, pihaknya mengembalikan tiket kepada para calon penumpang sebagai akibat terjadinya pembatalan. Diutarakan, ada beberapa bandara yang terpaksa tutup seiring dengan meletusnya Gunung Kelud. Yaitu, sebut dia, Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan Malang.

 

Berbicara tentang kerugian, Dwi memprediksikan, nilainya tergolong besar. Untuk satu kali pemberangkatan dari Bandung, kata dia, jika volume penumpang berjumlah 100 orang dan harga tiket yang termurah sekitar Rp 600 ribu, berarti, pihaknya kehilangan revenue Rp 60 juta.

 

Melihat kondisi itu, secara total, perkiraannya, jumlah kerugian dapat mencapai miliaran rupiah. Asumsinya, kata dia, jika rata-rata volume penumpang setiap keberangkatan berjumlah 100 orang dan jadwal penebangan sebanyak 75 kali per hari, total penumpang dapat mencapai 7.500 orang.

 

“Tinggal kalikan saja harga tiket per penumpangnya. Apabila, katakanlah,  seluruh maskapai menerapkan skema kelas LCC (Low Cost Carrier), yang harga tiketnya sebut saja sekitar Rp 300 ribu per orang, total kerugian, perkiraannya, sekitar Rp 2,25 miliar per hari,” papar dia.

 

Penghentian operasional pun diakui AirAsia Indonesia. Audrey Progastama Petriny, Communication Manager AirAsia Indonesia, mengemumukakan, pihaknya membatalkan seluruh penerbangan dari dan ke Bandung karena adanya penutupan Bandara Husein Sastranegara. Pembatalan itu pun, lanjut Audrey, sebagai dampak meletusnya Gunung Kelud di Jatim.

 

Tidak hanya rute dari dan ke Bandung, ungkap dia, pihaknya pun menghentikan seluruh rute dari dan ke Jakarta hingga waktu yang belum ditentukan. Penghentian itu, terang dia, demi keselamatan dan keamanan. Pasalnya, kata Audrey, abu vulkanik mengganggu jarak pandang. “Juga mengandung partikel yang sangat berpotensi merusak mesin pesawat,” ucapnya.

 

Berkenaan dengan hal itu, agar pelayanan tetap terjaga, Audrey meneruskan, pihaknya menawarkan dua opsi kepada para penumpang. Yaitu, sebut dia, melakukan pemindahan jadwal penerbangan (reschedule) gratis pada rute yang sama, maksimal lima hari pasca pembatalan penerbangan. Kemudian, melakukan credit shell atau deposit seharga tiket untuk pembelian tiket AirAsia lainnya dan masa berlakunya tiga bulan. (VIL)

Related posts