Pengamat Ungkap Rendahnya Popularitas Oded sebagai Wali Kota Bandung

Wali Kota Bandung Oded M Danial
Wali Kota Bandung Oded M Danial

JabarToday.com, Bandung — Popularitas Wali Kota Bandung Oded M Danial di kalangan warganya rendah. Berdasarkan hasil survei Indonesia Politics Research and Consultaning (IPRC) kepada 436 responden melalui random sampling, sebesar 19 persen tidak mengenal Oded sebagai Wali Kota Bandung.

Sebanyak 74,3 persen responden lebih mengenal Oded sebagai Wakil Wali kota Bandung. Bahkan, sebanyak 5,7 persen responden masih menganggap Wali Kota Bandung masih dijabat Ridwan Kamil yang kini menjadi Gubernur Jawa Barat.

Survei dilakukan setelah genap satu tahun Oded menjabat wali kota, September 2019.

Menurut Direktur Eksekutif IPRC, Firman Manan, salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya popularitas Ode sebagai Wali Kota Bandung adalah minimnya sorotan media.

“Sebetulnya enggak terlalu jelek juga ya di angka 74%, tapi ‘kan dia sudah menjabat enam tahun sebagai Wakil Wali Kota dan Wali Kota. Ini juga dipengaruhi sorotan media, ketika pejabat publik kurang muncul ada sebagian warga yang tidak mengenal,” katanya saat rilis Temuan Survei Evaluasi Satu Tahun Kinerja Oded-Yana di Bandung, Senin (30/9/2019).

Berita Terkait

Terkait sejumlah warga yang masih menganggap Ridwan Kamil sebagai Wali Kota, dia menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang menarik. Angka tersebut juga menunjukan bahwa Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil– memiliki tingkat popularitas yang sangat tinggi saat dirinya masih menjabat sebagai wali kota.

“Hal yang menarik justru 5,7% warga menganggap Ridwan Kamil masih mejabat Wali Kota Bandung. Kelihatannya karena Emil begitu populer ketika menjabat sebagai wali kota sehingga masih ada yang menganggap dia demikian,” jelasnya.

Dia menilai, tingkat popularitas pejabat publik akan banyak ditentukan oleh sorotan media. Selain itu, media sosial juga diangap sebagai salah satu wadah yang mampu menggenjot popularitas pejabat publik apabila dikelola dengan maksimal.

“Popularitas itu ditentukan oleh banyak tidaknya muncul di media, ini persoalan komunikasi. Media juga sekarang tidak didominasi media mainstream, tapi juga media sosial,” jelasnya.

“Dalam beberapa kasus, pejabat publik yang popularitasnya tinggi memang karena memanfaatkan media sosial. Kelihatannya Mang Oded sebagai wali kota memang masih kurang memanfaatkan medsos,” tambahnya.

Selain itu, kinerja dari pejabat yang bersangkutan juga dinilai dapat menjadi penentu tingkat popularitas mereka di mata masyarakat.

“Karena kalau kinerja pejabatnya bagus dan diapresiasi publik, secara otomatis tingkat popularitasnya juga akan meningkat,” ungkapnya.

Pengamat Komunikasi Politik Unisba, Yadi Supriyadi, menilai rendahnya popularitas Oded disebabkan branding politik Oded M. Danial saat kampanye hanya sebatas melanjutkan branding kepemimpinan sebelumnya.

“Sekarang, branding ‘Bandung Juara’ di kalangan masyarakat kota Bandung sudah melekat dengan Kang Emil. Artinya, kita melihat sosok seorang politisi pada saat itu keyakinan dirinya (Oded) masih sangat kurang sehingga selalu melekatkan dirinya pada Emil. Jargon yang dia buat adalah ‘Lanjutkan Bandung Juara’. Kenapa tidak saat itu dia membuat jargon branding yang baru yang lebih melekat dirinya untuk kedepanya,” tuturnya saat wawancara dengan Radio PRFM Bandung, Selasa (1/10/2019).

Yadi menilai, belum adanya tim solid dalam menjalankan program Kota Bandung juga menjadi penyebab Oded belum dikenal luas masyarakat Kota Bandung.

“Sisi politik juga kita bisa melihat sejauh mana fungsi PKS sebagai partai politik kang Oded, apakah sudah berperan secara maksimal atau belum. Inilah yang menjadi evaluasi khususnya bagi PKS sendiri sebagai partai politik yang mengusung oded. Dan tidak didukung dengan tim yang cukup solid, terutama dalam hal membantu mempromosikan program yang ada di Wali kota. itu yang kemudian menjadi sebab kenapa popularitas kang Oded belum begitu dikenal dikalangan masyarkat,” tambahnya

Yadi juga sependapat dengan pandangan Mang Oded sangat minim dalam penggunaan media sosial dibandingkan Ridwan Kamil.

Melihat demografi masyarakat Kota Bandung yang didominasi oleh kalangan muda, Yadi menilai, hal itu mesti dijadikan acuan bagi Oded untuk mengubah pola komunikasinya sebagai wali kota.

“Terutama di media sosial kang Oded ini sangat minim dalam penggunaan meda sosial, dalam Twiter atau Facebook sangat jauh dengan wali kota sebelumnya. Mau tidak mau, kita harus melihat demografi masyarakat kota Bandung yang didominasi oleh kalangan muda. Mau tidak mau gaya komuniaksi Oded yang harus menyesuaikan demografi, terutama kalangan milenial itu sangat dekat sekali dengan media sosial, dan sebetulnya tidak harus untuk branding saja tapi juga untuk mengkomuunikasikan program-program yang akan dijalankan,” jelasnya

Dengan demikian, yang mesti dilakukan Oded, kata Yadi, adalah melibatkan berbagai pihak dalam setiap kegiatan, serta bisa lebih responsif dalam menanggapi dinamika yang terjadi di masyarakat guna meningkatkan popularitas Oded sebagai Wali Kota Bandung.

“Masih kurangnya sikap responsif Mang Oded terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat, itu yang sebetulnya memperngaruhi (popularitasnya). Masih ada waktu yang cukup panjang untuk membuat Oded lebih popular,” tutupnya.*

 

Related posts