Pengamat Nilai Jokowi Sebagai Fenomena Quantum Politik

JABARTODAY.COM – JAKARTA

Pengamat politik dari Universitas Nasional, Dr. Firdaus Syam menilai  munculnya tokoh Jokowi ke pentas politik nasional dan memenangkan pertarungan politik dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan suatu fenomena “Quantum Politik”.  Pasalnya, kemenangan Jokowi itu merupakan lompatan politik yang keluar dari tradisi sejarah munculnya elit politik Indonesia.

Firdaus menjelaskan, dari perspektif sejarah dan perubahan masyarakat, epicentrum munculnya elit nasional selalu berawal dari pusat yakni Jakarta sekalipun semua elit politik itu berasal dari daerah. “Meskipun mereka orang daerah, namun mereka biasanya besar dulu di Jakarta, lantas menjadi elit nasional, tetapi Jokowi tidak, ia besar di Solo lalu langsung menjadi elit nasional, ia mengalami lompatan yang fantastik, ibarat kita belajar huruf dari belajar A langsung ke X, ”jelas Firdaus Syam membuat ibarat.

Firdaus mencontohkan sosok Soekarno dari Surabaya yang kemudian besar di Jakarta, Soeharto orang Desa Kemusu lantas besar di Jakarta, ada juga sosok Jusuf Kalla orang Makassar, lalu besar di Jakarta dulu, lantas jadi pemimpin atau elit nasional.

Dalam konteks politik masa kini, lanjut penulis biografi sejumlah tokoh politik nasional ini,  selaku tokoh, Jokowi telah membuat sejarah baru bahwa episentrum munculnya elit nasional tidak lagi dari Jakarta. “Tapi orang daerah pun juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi elit nasional, syaratnya mereka harus berprestasi selama berkarya di daerah,” demikian Firdaus Syam.

Menurut Firdaus, kesuksesan Jokowi memenangkan Pilkada di DKI Jakarta merupakan momentum positif yang harus dimanfaatkan oleh seluruh komponen bangsa, terutama elit daerah agar bekerja lebih baik, lebih berprestasi sebagaimana dilakukan Jokowi.

Namun demikian, Firdaus mengingatkan, Jokowi sebagai  Gubernur DKI Jakarta akan berhadapan dengan  besarnya harapan masyarakat akan perubahan. Jokowi selalu dituntut untuk tetap menjadi elit yang selalu populis. Jalan untuk mempertahankan citra itu, tidak ada yang lain selain dia melahirkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang populis, yang merakyat, yang hasilnya langsung bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Jakarta, sebab itulah harapan mereka pada sosok Jokowi,” jelas Firdaus yang juga Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nasional.

Firdaus mencontohkan, beberapa kebijakan yang harus mendapatkan perhatian utama Jokowi adalah bagaimana dia bisa mengatasi kemacetan lalu-lintas yang semakin semraut. Firdaus melihat memecahkan masalah kemacetan Jakarta tidak cukup hanya mengandalkan kapasitas Jokowi sebagai gubernur, tetapi ia harus menjalin komunikasi secara baik untuk meyakinkan sejumlah elit politik nasional, termasuk presiden dan DPR.

“Mau tidak mau Jokowi harus berhubungan mesra dengan seluruh elit nasional, karena mengatasi kemacetan itu bukan perkara gampang, ia harus mampu meyakinkan bahwa pembangunan infrastruktur Jakarta adalh sebuah keharusan,”kata pria yang dikenal murah senyum itu menegaskan.

Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah meneruskan semua program yang baik yang telah dirintis oleh gubernur sebelumnya seperti pendidikan gratis dan kesehatan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu. Disamping pendidikan dan kesehatan, Jokowi juga harus memperhatikan pembangunan kampung susun sebagaimana yang dijanjikan selama kampanye.

“Kalau semua itu dilakukan Jokowi, ia akan menjadi elit nasional yang populis, dan itu artinya Jokowi juga memiliki peluang yang luas untuk memperoleh kepercayaan yang lebih tinggi dari masyarakat. [far]

Related posts