Pemerintah Kota Bandung mengklaim penataan pedagang kaki lima (PKL) berjalan dengan baik, meski masih ada kekurangan di sana-sini. Khusus di kawasan Gasibu, Pemkot Bandung menilai sudah cukup memuaskan, kalaupun ada kekurangan dikarenakan daya tampung yang kurang.
“Karena jumlah PKL yang melebihi kapasitas dan masih banyak yang tidak disiplin dengan lapak yang sudah disediakan,” ujar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Bandung, Ema Sumarna, Minggu (11/5/2014).
Ema yang juga Sekretaris Satuan Tugas Khusus Penataan PKL menyebut jumlah PKL yang tertampung di Gasibu dan sekitarnya ada 2513. Sedangkan berdasarkan hasil verifikasi berjumlah 3288. Maka itu, pihaknya masih memikirkan nasib 775 PKL lainnya. “PKL ini tidak tertampung semua karena tempat terbatas. Mereka dialihkan ke Cilaki dan Cisangkuy,” sambung Ema.
Menurut Ema, pedagang yang tidak tertampung di Monumen Perjuangan Jawa Barat beralih ke Jalan Cisangkuy. Secara umum, ditambahkan dirinya, penataan berjalan dengan baik. Ia mencontohkan, meskipun di Jalan Trunojoyo masih ada yang berdagang, di kawasan Gasibu barat sudah mulai bersih. “Kurang lebih 300 PKL yang ada di Gasibu barat seluruhnya direlokasi,” tukas Ema.
Ema tidak menepis masih banyaknya penolakan yang dilakukan para pelaku usaha kecil tersebut. Alasan penolakannya hampir seragam, yakni tidak ingin ditata atau memaksa berjualan di tempat semula. Hanya saja, lanjut Ema, tidak terjadi bentrokan antara pedagang dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja.
“PKL tidak tertib kami menyediakan lahan 2×2, ada yg minta 4×4, itu tidak bisa. Katanya sudah janji mau mengikuti peraturan, tapi buktinya masih ada aja yang bandel, walaupun ga semua,” sesalnya.
Ema berharap ke depannya penertiban PKL di Gasibu, khususnya pada hari Minggu, berjalan jauh lebih baik dibanding sekarang. Hal ini dilakukan, dirinya menandaskan, agar lalu lintas lancar dan masyarakat dapat beraktivitas dengan nyaman. (VIL)