Pemerintah Tak Serius Selamatkan PT DL, Menteri BUMN Terlalu Banyak Intervensi

JABARTODAY.COM – JAKARTA

Pemerintah dinilai tak serius menyelamatkan perusahaan pelayaran dan kargo pelat merah, PT Djakarta Llyod (DL), yang kondisinya semakin terseok dengan beban utang yang mencapai lebih dari Rp 3,6 triliun.

“Nasib yang menimpa DL amat disayangkan. Ini kan perusahaan flag carrier, namun tak sungguh-sungguh untuk diselamatkan lalu dibangun lagi,” ungkap pengamat industri pelayaran Siswanto Rusdi, di Jakarta, Senin (29/10).

Menurutnya, beban yang harus ditanggung DL sangat berat untuk diselesaikan sendiri. Namun, ia melihat ketidakadilan karena jika memang political will pemerintah kuat untuk membangun perusahaan ini, tentu akan dibantu secara total dan sepenuh hati. “Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab penuh. Kenapa jika pada kasus Bank Century pemerintah mau mem-bail out utang-utang bank tersebut. Namun, kenapa jika perusahaan-perusahaan negara yang vital mengalami kejatuhan, malah dibiarkan? Ini kan tidak adil,” kata Rusdi.

Upaya pemerintah menyehatkan DL bisa dibilang gagal. Pasalnya, menurut Rusdi, direksi yang saat ini ditempatkan mengelola perusahaan kurang bagus terobosannya. Bahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebutkan beban utang DL menembuh angka Rp 6 triliun.

Adapun taksiran PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada 2011, aset PT DL tersisa hanya sekitar Rp 400 miliar. DL telah masuk ke daftar rawat PT PPA. Bahkan, di PPA, status DL berada dalam tahap proses tindak lanjut.

Dahlan Iskan menyebutkan ada 20 perusahaan BUMN yang sudah seperti mayat, salah satunya DL. Dahlan pernah menginginkan DL dilikuidasi. Alasannya, biaya penyelamatan terlalu besar sehingga tidak memungkinkan memakai uang negara untuk menutupinya.

Banyaknya perusahaan pelat merah yang mengalami kehancuran finansial, menurut pengamat BUMN Said Didu, tidak terlepas karena keterlibatan dari pihak pemerintah, yakni dari Kementerian BUMN. [Alfian]

 

Related posts