JABARTODAY.COM – BANDUNG Apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya masih kurang, itu terlihat dari pagelaran Helarwayang yang dibesut oleh [sunda-sampaar], komunitas kreatif yang memberi perhatian lebih kepada kegiatan budaya, yang terdiri dari berbagai kalangan, baik seniman, aktivis, pengusaha hingga wartawan, di Lapangan Gasibu Bandung, Minggu (16/12).
Dalam acara tersebut, tampak dihadiri oleh beberapa puluh penonton. Menurut Adi Irwana Truna, Direktur Kreatif [sunda saampar], minimnya pengunjung dikarenakan force majeur atau hujan deras yang turun beberapa saat sebelumnya. “Ini karena force majeur saja, tadi kan hujan, terus banyak tempat yang becek,” ujarnya di sela acara.
Adi sendiri juga menyebut, molornya acara pembukaan diakibatkan sistem birokrasi yang berbelit-belit, terutama dari Pemerintahan Kota Bandung. Sedianya, Walikota Bandung Dada Rosada akan membuka kegiatan yang diadakan selama 1 minggu tersebut. Namun, karena satu dan lain hal, dirinya urung datang dan diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Heri Djauheri. “Padahal kita sudah sounding (umumkan) sejak jauh hari. Kita sudah tempuh birokrasi dan protokoler, tapi begini hasilnya,” keluhnya.
Ke depannya, lanjut Adi, pejabat manapun yang akan membuka acara, mau datang atau tidak, kegiatan akan terus berjalan. Soal animo masyarakat terhadap kesenian, khususnya wayang, dirinya tetap optimis, bahwa masyarakat sudah mulai bisa mengapresiasi. “Kan acaranya 1 minggu, besok pasti ramai. Kalau sekarang mungkin karena hujan,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalang terkenal Ki Manteb Sudarsono, akan menjadi menunjukkan kebolehannya. Hanya saja, dirinya harus pergi ke luar negeri untuk menerima penghargaan dari badan PBB, Unesco. “Penghargaannya apa, saya lupa. Tapi ini kan demi nama bangsa, jadi kita maklum,” ucap Adi.
Kadisbudpar sendiri dalam pembukaannya menyampaikan Helarwayang ini salah satu kegiatan yang bagus untuk melestarikan kebudayaan nasional. Ke depannya, diharapkan Heri, animo masyarakat akan semakin tinggi dalam mengapresiasi kesenian wayang.
Festival Apresiasi Wayang Indonesia yang bertemakan Bandung Wayang Heritage ini berisikan jenis pertunjukkan wayang dari berbagai daerah, seperti Wayang Sasak dari Lombok. Ada juga, pertunjukkan tari yang berbasiskan wayang, serta kemasan wayang yang diperlihatkan secara kepenarian dan bodoran, seperti Tari Topeng Losari dan Wayang Catur. (AVILA DWIPUTRA)