
JABARTODAY.COM – JATINANGOR
Menyusul datangnya musim hujan yang baru muncul beberapa hari terakhir, jumlah pengidap diare yang dirawat inap di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jatinangor, Kab. Sumedang melonjak. Dari keseluruhan pasien yang dirawat inap di Puskesmas itu yang jumlahnya mencapai 12 pasien, sebanyak enam orang atau 50 persen di antaranya adalah pengidap penyakit diare.
Kepala Puskesmas Jatinangor, dr Warapamungkas, mengatakan, sebelum datangnya musim hujan, penderita diare yang harus dirawat inap di Puskesmas Jatinangor, rata-rata hanya satu pasien dari keseluruhan pasien rawat inap.
“Kendati hujan mengguyur kawasan Jatinangor dan sekitarnya baru muncul beberapa hari terakhir, namun pasien pengidap diare yang dirawat inap di Puskesmas Jatinangor sudah melonjak hingga enam pasien. Itu menunjukkan bahwa datangnya musim hujan sangat rawan terhadap munculnya penyakit diare,” kata Warapamungkas, Sabtu (20/10).
Menurut Warapamungkas, pasien diare yang ditangani di Puskesmas Jatinangor, selain berasal dari kawasan Jatinangor juga ada yang berasal dari daerah lain, seperti Kec. Tanjungsari.
“Banyaknya pasien pengidap diare yang berasal dari Jatinangor dan luar kawasan itu menunjukkan bahwa penyakit itu bisa muncul di mana saja. Untuk itu, kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi munculnya penyakit itu harus muncul,” kata dia.
Dikatakan dia, musim penghujan menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus penyakitdiare. Pasalnya, pada musim hujan banyak terdapat genangan air dan dalam genangan air itu terdapat bakteri yang dapat menyebabkan penyakit diare.
‘’Musim hujan menjadi salah satu pemicu diare. Selain itu, penyakit ini juga bisa diakibatkan masuknya bibit penyakit dari makanan dan minuman. Gejala diare atau mencret yaitu tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari. Saat penyakit itu muncul kadang-kadang disertai badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, dan munculnya darah serta lendir dalam lendir dalam kotoran,” ujar dia.
Warapamungkas menambahkan, datangnya musim hujan sangat rentan terhadap munculnya berbagai penyakit, seperti diare dan demam berdarah dengue (DBD). Untuk itu, dia menyarankan agar masyarakat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit bawaanmusiman tersebut.
“Salah satu bagian dari PHBS ini adalah PSN (pemberantasan sarang nyamuk), dengan melaksanakan pola 3 M, yaitu menguras, menutup tampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk,” pungkas Warapamungkas. (DEDE SUHERLAN)