Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kendaraan mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan. Melihat kondisi itu, pajak kendaraan menjadi sebuah keran pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat.
“Untuk PAD Jabar, tahun ini, kami targetkan naik Rp 2 triliun atau menjadi Rp 13 triliun,” ujar Iwa Karniwa, Asisten Daerah IV Bidang Administrasi dan Pemerintahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Bandung, Kamis (6/3/2014).
Dikatakan, apabila mengacu pada pertumbuhan volume kendaraan, yang di Jabar, perkiraannya 16-20 persen per tahun, pajak kendaraan mendominasi PAD Jabar. Menurutnya, kontribusi pajak kendaraan terhadap PAD Jabar sekitar 80 persen atau Rp 12 triliun. “Tahun lalu, nilai pajak kendaraan sekitar Rp 9 triliun. Tahun ini, kami naikkan menjadi Rp 12 triliun,” sebut Iwa.
Iwa menjelaskan, untuk merealisasikan pertumbuhan PAD itu, Jabar melakukan transformasi struktural. Itu, jelasnya, meliputi berbagai hal. Diantaranya, kelembagaan. Dijelaskan, contoh transformasi struktural kelembagaan yaitu Dinas Pendapatan Daerah menjadi satu-satunya koordinator PAD di Jabar.
Upaya lainnya, ungkap dia, pihaknya melakukan sensus kendaraan bermotor di Jabar. Sensus itu, tuturnya, berupa pendataan 12 juta unit, tuturnya, kendaraan bermotor di Jabar. “Berdasarkan pendataan itu, kami jadi mengetahui kendaraan mana dan di daerah mana saja yang memang masih aktif dan yang tidak. Contohnya, sepeda motor Jialing. Sepeda motornya sudah tidak ada, tetapi datanya masih tercatat,” papar dia.
Sensus kendaraan, yang di Jabar sekitar 70 persennya berupa sepeda motor, itu, terang dia, berlangsung di seluruh wilayah kota-kabupaten se-Jabar. Untuk melancarkannya, pihaknya bekerjasama dengan kota-kabupaten dan aparat kewilayahan, seperti kecamatan dan kelurahan atau pemerintah desa. (ADR)