Menutup 2013, kinerja positif ditorehkan Bank OCBC NISP. Lembaga perbankan yang berdiri di Kota Bandung pada dekade 1940-an tersebut, sukses mencatat pertumbuhan yang signifikan.
“Selama 2013, kami membukukan pertumbuhan yang menggembirakan. Dalam hal aset, pada akhir 2013, total aset kami tumbuh 23 persen lebih tinggi daripada 2012, yaitu menjadi Rp 98 triliun,” ungkap Corporate Communication Division Head Bank OCBC NISP, Tina Tjintawati, Selasa (11/2/2014).
Tina mengatakan, pertumbuhan itu tidak hanya dalam hal aset. Selama Januari-Desember 2013, lanjut Tina, pihaknya pun berhasil meningkatkan laba bersih menjadi Rp 1,1 triliun. Artinya, jelas dia, laba bersih Bank OCBC NISP tumbuh 25 persen lebih tinggi daripada pencapaian 2012, yang angkanya Rp 915 miliar.
Peningkatan tersebut, diterangkan Tina, terjadi karena kinerja positif pada pendapatan bunga bersih yang naik menjadi Rp 3,1 triliun. Angka itu, diklaim dirinya, mengalami pertumbuhan 22 persen lebih besar daripada tahun sebelumnya, yang nilainya Rp 2,6 triliun.
Menurutnya, naiknya net interest income itu karena adanya peningkatan likuiditas kredit 21 persen, yang semula Rp 53 triliun pada 2012, menjadi Rp 64 triliun selama Januari-Desember 2013. Sebesar 41 persen likuiditas kredit, berupa kredit modal kerja. “Sebesar 39 persen yaitu kredit investasi. Lalu, sebesar 20 persen adalah kredit konsumer,” tuturnya.
Mengenai sektor dalam hal penyaluran kredit, Tina menjelaskan, yang tertinggi adalah perdagangan dan perindustrian, masing-masing sebesar 25 persen. Disusul oleh sektor jasa sebesar 22 persen. Selanjutnya, sektor pertanian-pertambangan sejumlah 6 persen. Berikutnya, sahut Tina, sektor konstruksi sebanyak 2 persen.
Tentang Non-Perfoming Loans (NPL) atau kredit macet, Tina menegaskan, selama 2013, pihaknya tidak hanya sukses menjaganya, tetapi juga menekannya. Secara overall, ungkap Tina, pada Januari-Desember 2013, total NPL sebesar 0,4 persen. Sedangkan pada 2012, sejumlah 0,7 persen. “Itu sangat jauh di bawah batas ketentuan Bank Indonesia, sebesar 5 persen,” seru Tina.
Begitu pula dengan rasio-rasio keuangan. Beberapa rasio keuangan, ucap Tina, juga trend-nya positif. Sebagai bukti, Capital Adequated Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal menjadi 19,3 persen. Return On Equity (ROE) sebesar 11,9 persen, dan Return On Asset (ROA) sebanyak 1,8 persen. Termasuk Load to Deposit Ratio (LD), sebesar 92,5 persen. (VIL)