JABARTODAY.COM – BANDUNG –– Hingga kini, di Indonesia, pertumbuhan perbankan syariah masih jauh di bawah konvensional. Satu di antaranya, terlihat pada asset perbankan syariah. “Sejauh ini, aset perbankan syariah, secara nasional, baru sektiar 4,5 persen total perbankan Indonesia,” tandas Head of Syariah Business Bank OCBC NISP Syariah, Koko T Rachmadi, belum lama ini.
Meski demikian, Koko berpendapat, bisnis perbankan syariah tetap punya peluang dan prospek positif pada masa mendatang. Pria yang juga tercatat sebagai Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (ASBISINDO) Bidang Literasi ini mengatakan, harapannya, tahun ini, aset perbankan syariah bertumbuh menjadi 5 persen.
Koko optimis bahwa tahun ini menjadi titik tolah perkembangan perbankan syariah nasional. Pasalnya, terang dia, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan bergulirnya beberpaa program pengembangan dan sosialisasi perbankan syariah kepada masyarakat.
Bahkan, lanjutnya, OJK memberi kemudahan bagi perbankan syariah melakukan perekrutan laku pandai agar dapat melayani masyarakat hingga pelosok. Akan tetapi, ucapnya, agar optimal, idealnya, mendapat dukungan, yaitu kekuatan sumber daya manusia (SDM) dan modal para pebisnis syariah.
Berkenaan dengan hal itu, ungkapnya, Bank OCBC NISP menyusun wacana. Di antaranya, pemerkuatan jaringan. Tahun ini, cetusnya, pihaknya siap mengoperasikan jaringan di luar Jawa, yaitu Batam dan Pontianak (Kalimantan). “Tidak itu saja, kami pun siap mengoperasikan office channeling pada setiap cabang,” sahutnya.
Lalu, bagaimana dengan kinerja bisnis syariah Bank OCBC NISP? Koko mengutarakan, sejauh ini, program pembiayaan perumahan masih menjadi segmen mayoritas pebiayaan bank syariah nasional. “Khusus Bank OCBC NISP, 95 persen pembiayaan adalah KPR melalui Musyarakah, Mutanaqisah, dan Murabahah. Total nilai sekitar Rp 1,7 triliun. Sedangkan jumlah nasabah syariah, hingga kini, sebanyak 25 ribu orang. Tahun ini, proyeksi kami tercipta pertumbuhan 20-25 persen,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jabar-Banten, Rosmaya Hadi, mengungkapkan, secara total, penyaluran kredit dan pembiayaan di Jabar, baik melalui perbankan konvensional maupun syariah, nilainya Rp 305,9 triliun.
Rosmaya meneruskan, selama tiga bulan pertama tahun ini, penyaluran kredit serta pembiayaan oleh perbankan syariah dan konvensional tetap bertumbuh kendati sedikit lambat. Bank konvensional tumbuh sektar 12,3 persen. Sedangkan syariah masih lebih baik daripada bank umum, yakni 18,1 persen,” ujarnya di kantor BI Jabar Jalan Braga Kota Bandung. (ADR)