“Novel ini sekilas bagai kisah kebun binatang. Setelah dibaca, kerap berisi renungan tak terduga dan luar biasa dari ragam kenyataan yang tampak biasa. Daya berkisahnya lihai menggali dan menghidupkan makna terpendam” Binhard Nurrohmat, penyair
Novel pertama karya kolumnis tenar M. Alfan Alfian ini terbilang langka. Ia menulis dengan cara berbeda dari penulis kebanyakan. Alfan yang juga pengamat politik ini berusaha akrab dengan kehidupan para binatang. Namun di sisi lain ia menyindir soal perilaku manusia yang seringkali nyinyir dan merendahkan diri sendiri bak prilaku binatang.
Istilah “beo” yang ia gunakanjelas mengisyaratkan sebuah simbol manusia yang asal bunyi, asal ikut, tanpa pendirian, dan kerap menghambakan diri pada uang dan kekuasaan. Melalui novel ini Alfan yang juga kandidat Doktor Ilmu Politik UGM Yogyakarta ini berharap agar manusia kembali pada fitrah Tuhannya:. yakni tetap menjadi Manusia (farali)