JABARTODAY.COM – BANDUNG
Iming-iming pekerjaan rupanya tak mempan lagi untuk menjerat seseorang jadi korban trafficking. Kini, berkembang modus baru yang lebih memperdaya calon korban. Akibatnya, banyak di antara mereka yang tidak sadar telah menjadi korban perdagangan orang.
“Faktor yang menyebabkan seseorang terjebak ke dalam trafficking tidak hanya kemiskinan. Namun juga pendidikan yang tidak memadai, karena tidak bisa berpikir secara rasional. Bagi kita, tawaran seperti rebonding atau naik pesawat tidaklah mungkin. Namun bagi seseorang yang tidak dapat berpikir rasional, itu sangat mungkin,” tutur Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar Netty Heryawan dalam peluncuran Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Perdgangan Orang di Convention Hall Sasana Budaya Ganesha, Jumat (31/8).
Pergeseran nilai juga menjadi faktor terjadinya perdagangan manusia. Terutama tergeseran terhadap sesuatu yang instan, yaitu apa yang diinginkan harus ada saat itu juga. Hal tersebut harus diwaspadai, jangan sampai gaya hidup modern, berkelas, dan menaikkan status seseorang menjauhkan logika seseorang. “Sekadar ingin naik pesawat, untuk saya kok agak aneh. Maka itu harus ada yang dibenahi, dimulai dari keluarga,” imbuhnya.
Mengenai modus perdagangan manusia yang tidak disadari kalau seseorang telah melakukan hal tersebut, Netty memiliki penjelasannya. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, sepasang suami-istri bercerai, kemudian sang mantan suami menjadi perekrut perempuan untuk diberikan kepada sang mantan istri. Ada juga, suami yang membuka kafe di daerah lain, terus si istri memasok pegawai bagi suaminya di bisnisnya yang lain.
“Pertukaran budaya juga menjadi modus operandi yang tidak akan disadari seseorang dan menjebaknya dalam human trafficking. Seperti menjadi pembawa acara kebudayaan Indonesia di Jepang, siapa sich yang gak mau,” ungkapnya.
Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan sosialisasi tentang tindak kejahatan perbudakan modern tersebut. Melalui PPTP2A, pemerintah akan memberdayakan para korban trafficking dan penanganan serta pencegahan dari kejahatan tersebut. Selain itu, Netty juga meminta agar media massa membantu memperlihatkan kepada masyarakat betapa menyeramkannya tindak kejahatan tersebut. (AVILA DWIPUTRA)