Namarin Nilai Indonesia Belum Punya Koridor Pelayaran

JABARTODAY.COM – JAKARTA

Seringnya terjadi tabrakan kapal di lautan Indonesia termasuk tabrakan kapal KM Bahuga Jaya  dengan kapal Tangker di kawasan Selat Sunda, Rabu (26/9) pagi, membuktikan Indonesia tidak memiliki traffic skim (koridor pelayaran) di Selat Sunda dan kawasan lainnya di Indonesia. Akibat tidak ada koridor tersebut, kapal tidak mempunyai jalur khusus yang mesti dilaluinya.

Pendapat tersebut disampaikan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi ketika diminta pendapatnya oleh Jabartoday.com seputar tabrakan kapal.

Menurut Siswanto, karena tidak ada traffic skim tersebut, maka tidak ada panduan jalur bagi kapal-kapal yang melintas. “Kapal Ferry harus melewati jalur mana, kapal Tangker harus lewat mana, itu tidak ada sama sekali. Akibatnya, resiko tabrakan sangat riskan terjadi,” tegasnya.

Saat ini terang Siswanto,  traffic skim baru ada di Selat Malaka. Itu pun karena ada desakan dari komunitas internasional mengingat Selat Malaka merupakan jalur perdagangan internasional.

“Harusnya selat-selat yang lalu lintasnya padat, seperti Selat Sunda, Selat Madura dan kawasan lain di Indonesia, dibuat koridornya, sehingga tidak terjadi tabrakan seperti yang terjadi di Selat Sunda,” tambah Siswanto.

Siswanto berharap, penyelidikan yang akan dilakukan oleh KNKT nantinya, tidak menyimpulkan penyebab kecelakaan dilakukan oleh satu orang atau dua orang, tapi harus lebih luas. Sehingga Kementerian Perhubungan bisa melakukan evaluasi menyeluruh terhadap lalu lintas pelayaran di Indonesia. [far]

Related posts