MUI Jabar: Kondom Bukan untuk Legalisasi Seks Bebas

Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Barat Rachmat Syafei

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Kampanye kondom bertujuan mencegah merebaknya HIV/AIDS. Sama sekali bukan untuk melegalkan seks bebas. Karena itu, pernyataan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi tak perlu diperdebatkan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar yang membidangi fatwa, Prof. Dr. H. Rachmat Syafei, menegaskan hal itu saat ditemui di sela pertemuan Forum Antarumat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) Jabar di Hotel Yehezkiel, Jalan Surapati, Bandung, Selasa (26/6), sebagaimana dikutip jabar.bkkbn.go.id.

Rachmat menilai program ini bertujuan mencegah timbulnya bahaya yang lebih besar. “Ini kan dampaknya ke HIV/AIDS. Perlu dipahami dulu bagaimana dampak yang ditimbulkan. Seringkali di masyarakat itu timbul persepsi melegalkan prostitusi dan lainnya,” kata Rachmat.

Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung ini optimistis program yang digagas Menteri Kesehetan Nafsiah Mboi ini tak akan menimbulkan hal begitu negatif. “Karena apa? Negatif atau tidak itu kembali kepada masyarakat masing-masing. Tapi intinya, usaha ini dilakukan untuk mengatasi problema yang lebih besar,” tambah dia.

“Lagipula perlu diteliti juga, apa karena kondom ini seks bebas jadi merebak atau karena kesadaran agamanya yang kurang,” Rachmat mengakhiri.

Di tempat yang sama, Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Barat Saprudin Hidayat mengungkapkan, seks bebas –diprotes atau tidak– pada kenyataannya tetap ada, baik terbuka maupun terselubung. Mereka yang termasuk kategori berisiko tinggi itulah yang perlu mendapatkan informasi mengenai penularan HIV/AIDS.

“Tujuannya kan jelas, lebih ke pencegahan penyebarluasan HIV/AIDS. Jika tidak dicegah justru efeknya lebih berbahaya,” kata Saprudin.

Saprudin tidak memungkiri adanya dampak negatif penyebaran kondom. Namun begitu, membiarkan kalangan berisiko tinggi menjalani hubungan seks tanpa pengaman malah memperburuk kondisi yang bersangkutan. “Di sini harus ada peran keluarga. Orang tua mestinya memberikan ajaran bahwa tidak boleh remaja memakai kondom. Keluarga harus menjaga anaknya. Keluarga bertanggung jawab untuk memberikan edukasi mengenai masalah ini,” ungkap Saprudin.

Bagi BKKBN, imbuh Saprudin, kondom itu hanyalah alat kontrasepsi. Pihaknya tidak pernah membagikan secara gratis pada masyarakat luas. “Kami memberikan kondom itu hanya bagi pasangan usia subur dan bagi mereka yang tergolong miskin. Jadi kita tidak membagikan sembarangan,” ujar Saprudin.(NJP)

Related posts