Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor, Jawa Barat, mengimbau masyarakat untuk tidak mempersoalkan perbedaan awal pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan tahun ini.
“Perbedaan itu rahmat, ketika ada orang lain atau organisasi masyarakat yang berbeda jadwal puasanya, sikapi dengan bijak. Tidak boleh mencela, mencaci maupun memaki,” kata Ketua VI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor Fachrudin Soekarno di Bogor, Kamis.
Menurut Facrudin, Muhammadiyah yang melaksanakan ibadah puasa lebih dulu karena memiliki dasar yang diyakini olehnya. Demikian juga pemerintah yang dengan ahli serta ulama-ulama yang berembuk dalam Sidang Isbat tentunya memiliki perhitungan tersediri.
“Sehingga masyarakat muslim yang lainnya tidak boleh menyikapi perbedaan jadwal dengan menghina ataupun mencaci perbedaan tersebut,” katanya.
Fachrudin mengatakan perbedaan jadwal puasa sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan tersebut hadir untuk mengajarkan umat muslim agar saling menghormati satu sama lain.
Menghadapi perbedaan tersebut, lajut Fachrudin, bagi masyarakat umum yang hendaknya mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga masyarakat tidak khawatir dengan perbedaan.
“Sesuai dengan pepatah Taati Tuhan-Mu, taati Rasul-Mu dan Ulil amri atau pemimpin. Salah satu cara untuk tetap khusyuk menjalani ibadah puasa adalah dengan mentaati pemimpin kita yang sudah menetapkan jadwal sesuai dengan keyakinannya,” kata Facrudin.
Sementara itu, sejumlah masyarakat dibuat bingung dengan penetapan Ramadhan oleh pemerintah yang diumumkan setelah Sidang Isbat yang dilakukan malam ini.
Sejumlah masyarakat menunggu keputusan pemerintah untuk menetapkan jatuhnya Ramadhan pada hari Jumat atau Sabtu.
“Kami masih bingung apa malam ini taraweh atau besok malam. Karena masih menunggu putusan pemerintah,” kata Wati warga Kelurahan Menteng.
Hal serupa juga disampaikan Deny warga Tanah Sareal, yang ragu untuk puasa pada Jumat atau Sabtu.
“Saya lihat nanti kalau di mesjid depan rumah Shalat Taraweh berarti besok saya puasa. Tapi kalau tidak saya ikut puasanya Sabtu,” katanya.
Sementara itu, Sidang Isbat Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu (21/7)