Mentan: Jangan Sentuh Buah Impor!

Menteri Suswono menunjukkan dua buah lokal di salah satu stan pameran pasar tani di lapangan Gasibu, Senin (10/9). (NAJIP HENDRA SP/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Menteri Pertanian Suswono mengajak masyarakat untuk memilih buah lokal dan meninggalkan buah impor. Selain lebih sehat, dengan membeli buah lokal berarti memberdayakan petani. Menegaskan komitmennya terhadap buah lokal, Suswono mengaku tidak pernah menyentuh buah impor yang disajikan kepadanya.

“Dalam kunjungan ke daerah, beberapa bupati menyajikan buah impor kepada saya. Terus terang saya tidak menyentuhnya. Saya memilih buah lokal. Ini buat menyindir kepada bupatinya,” kata Suswono saat membuka Bulan Promosi Hortikultura Nusantara, September “Horti” Ceria, di lapangan Gasibu, Senin (10/9).

Menteri portofolio Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengimbau pemerintah daerah (Pemda) untuk memelopori promosi konsumsi buah impor. Suswono meminta secara tegas agar pemerintah pusat maupun daerah untuk tidak menggunakan APBN maupunAPBD untuk membeli buah impor.

Menurutnya, buah lokal lebih segar karena proses perjalanan dari kebun hingga ke konsumen tidak memakan waktu lama. Selain itu, buah impor banyak yang diawetkan dengan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. “Ini sudah beberapa kali kita temui kasus-kasus seperti itu,” paparnya.

Suswono tidak memungkiri masih tingginya impor buah-buahan. Namun begitu, total produk hortikultura yang didatangkan dari luar negeri masih kecil dibanding total produksi nasional. Karena itu, dia menampik adanya tudingan Indonesia kebanjiran produk impor.

“Seolah-olah Indonesia ini kebanjiran produk impor. Padahal, impor hortikultura kita berkisar pada angka 7 persen, paling tinggi 8 persen. Masalahnya, produk impor dijual di pasar-pasar modern. Sementara produk lokal beredar di pasar tradisional. Ini yang menjadikan produk impor lebih kentara dibanding produk lokal,” tandas Suswono.

Suswono bersyukur kini mulai banyak pasar modern yang bersedia membeli buah lokal dari petani. Bahkan, di beberapa gerai buah lokal sudah di-display bagian depan, sehingga lebih strategis. Pada umumnya, imbuh dia, pasar modern menghendaki produk secara kontinyu. Sementara itu, banyak di antara produk lokal yang masih bergantung kepada cuaca dan musim panen.

“Tantangannya adalah meningkatkan produksi dan kontinuitas. Ini tantangan bagi para peneliti bagaimana menghasilkan buah sepanjang tahun. Karena bagi pasar tradisional, bila pasokan tersendat maka jawabannya adalah impor,” tandas Suswono.

Dia mewanti-wanti, bila ada dua buah yang sama namun salah satunya impor, maka pilihlah buah lokal. “Jangan sentuh buah impor, selama buah lokal ada,” tegas dia.(NJP)

 

Related posts