Mendiknas Buka Konferensi Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia 2011

Mendiknas Muhammad Nuh akan membuka Konferensi Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia 2011, Minggu (9/19) (Eramuslim)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh akan membuka Konferensi Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia 2011 (KIMLI 2011) di Hotel Isola Resort, Komplek Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Minggu (9/10/2011), pukul 19.00 WIB. KIMLI 2011 kemudian dilaksanakan Senin (10/10/2011) s.d. Rabu (12/10/2011).

Ketua Pelaksana KIMLI 2011 Iwa Lukmana, Ph.D., di Bandung, Jumat (7/10/2011) menjelaskan, KIMLI 2011 yang bertema “Bahasa dan Pembangunan Karakter Bangsa” akan membahas sejumlah subtema, yaitu (1) Bahasa dan Pendidikan Karakter; (2) Bahasa dan Ilmu Pengetahuan; (3) Bahasa dalam Masyarakat dan Kebudayaan; (4) Bahasa dan Media Massa; (5) Bahasa dan Kekuasaan; (6) Bahasa dan Teknologi Informasi; (7) Dan berbagai isu mutakhir dalam linguistik (seperti Teori Linguistik, Sosiolinguistik, Psikolinguistik, Neurolinguistik, Pragmatik, Penerjemahan, Pengajaran dan Pemerolehan Bahasa, Tipologi, Linguistik Forensik).

KIMLI 2011 yang diselenggarakan Masyarakat Linguistik Indonesia bersama Universitas Pendidikan Indonesia bertujuan untuk menggalakkan kegiatan penelitian bahasa dan penulisan ilmiah tentang bahasa; Membangun komunitas akademik melalui pertemuan ilmiah internasional secara berkala;       Memilih Pengurus Pusat MLI Periode 2011-2013; Dan sekaligus menentukan tuan rumah KIMLI 2013.

Menurut Iwa Lukmana, terdapat empat jenis kegiatan dalam KIMLI kali ini, yaitu seminar,  kongres, pameran buku, wisata budaya, dan kegiatan pelatihan tentang Linguistik Forensik, Linguistik Terapan, dan Linguistik Lapangan yang dirancang selama satu minggu dalam kegiatan Pra-KIMLI 2011. KIMLI 2011 menghadirkan peserta dan pemakalah dari dalam dan luar negeri.

Pembicara utama dalam KIMLI 2011 adalah Menteri Pendidikan Nasional,  Effendi Kadarisman (Universitas Negeri Malang); E. Aminudin Aziz (Universitas Pendidikan Indonesia); Risa Permanadeli (Pusat Kajian Representasi Sosial); James T. Collins (Northern Illinois University); Frederick John Bowden (Jakarta Field Station, Max Planck Institute), dan Georgina  Heydon  (Director, Postgraduate Programs,  RMIT University, Australia).

Iwa Lukmana mengemukakan, Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) didirikan 15 November 1975 dalam pertemuan sejumlah bahasawan di Universitas Padjadjaran, Bandung. Tujuan utama MLI adalah untuk menggalakkan kegiatan penelitian bahasa dan penulisan ilmiah tentang bahasa. Jumlah anggota MLI sampai saat ini sekitar 2.000 orang, tersebar di 59 cabang, yang berlokasi di perguruan tinggi.

“Bentangan cabang ini meliputi universitas terbarat, yakni Universitas Syah Kuala, sampai universitas tertimur, Universitas Cendrawasih,” ujar Iwa Lukmana.

Dikatakan, MLI membangun komunitas akademik melalui pertemuan ilmiah nasional secara berkala, dan mulai 1982 setiap dua kali setahun menerbitkan jurnal ilmiah Linguistik Indonesia (LI) yang telah terakreditasi sejak tahun 2002. Mulai tahun 2009 MLI juga mengembangkan komunitas akademik secara daring (online) dengan meluncurkan laman www.e-li.org (yang memuat jurnal LI sejak terbitan awalnya) dan laman www.mlindo.org, serta mengelola milis antaranggota MLI.

Sejak 1982, kata Iwa Lukmana, pertemuan ilmiah nasional diselenggarakan tiap tiga tahun sekali dan pada tahun 2005, pada Kongres Linguistik Nasional (KLN) dan Munas di Padang, KLN diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Dari satu KLN ke KLN berikutnya makin banyak peserta dan pemakalah dari manca negara dan makin bertambah jumlah anggota MLI yang berdomisili di luar Indonesia, sehingga pertemuan ilmiah mulai tahun 2009 di Malang berganti nama menjadi Konferensi Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI).

“Di dalam Munas MLI 2009 di Malang, MLI Cabang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, terpilih sebagai tuan rumah KIMLI 2011,” kata Iwa Lukmana. (WAS/up.edu)


Related posts