Para pelaku sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, utamanya, mikro, punya peran penting dalam ekonomi nasional. Pasalnya, selain memberi efek positif pada pertumbuhan, juga menjadi pasar potensial lembaga-lembaga keuangan, termasuk perbankan.
Buktinya, sampai saat ini, tidak sedikit lembaga perbankan yang menjadikan para pelaku mikro sebagai pangsa pasarnya. Adalah PT Bank Mandiri Tbk sebagai salah satu contohnya.
Lembaga perbankan milik BUMN itu memiliki perhatian tergolong besar kepada sektor UMKM, khususnya, mikro. Salah indikasinya, industri perbankan terbesar di tanah air itu menggelontorkan pendanaan bagi sektor mikro bernilai besar. “Ya. Kami memang punya komitmen untuk memajukan sektor UMKM. Satu di antaranya, melalui penyaluran kredit mikro,” ujar Assistant Vice President Corporate Secretary Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Hendrianto Setiawan pada Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Taman Film Bandung, Sabtu (1/11/2014).
Hendri, sapaan akrabnya, mengungkapkan, hingga akhir tahun ini, pihaknya mencanangkan penyaluran kredit mikro senilai Rp 37 triliun. Hingga September 2014, sahutnya, total nilai kredit mikro yang digelontokan PT Bank Mandiri Tbk senilai Rp 32 triliun.
Dijelaskan, penyaluran kredit mikro hingga September 2014 tersebut melebihi rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan. Umumnya, kata dia, pertumbuhannya mencapai 20 persen. Namun, tukasnya, pihaknya mampu mencatat pertumbuhan kredit mikro sebesar 30 persen.
Positifnya lagi, imbuh dia, pihaknya pun sukses menjaga Non Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah. Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, seru Hendri, pihaknya mampu menjaga NPL berada pada level 3 persen.
Sisi lain, berkenaan suku bunga kredit, khususnya, kredit mikro, Hendri mengutarakan, pihaknya tetap menjaga suku bunga dasar kredit (SBDK) saat ini. Hingga September 2014, ucap dia, pihaknya menetapkan suku bunga kredit mikro sebesar 19,5 persen per tahun. (ADR)