Ternyata, para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di negara ini, termasuk Jawa Barat, memiliki peluang pasar, baik domestik, maupun mancanegara, yang tidak kecil. Salah satunya, adalah produk makanan olahan.
Buktinya, sejumlah negara menyukai produk makanan olahan asal tatar Pasundan. Berdasarkan informasi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, peluang pasar pasar makanan olahan di negara tersebut terbuka lebar. Kabarnya, publik Arab Saudi menyukai produk makanan Indonesia, termasuk Jabar.
“Adalah Thailand yang menjadi kompetitor. Namun. Thailand kuat pada produk fresh food,” ujar Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah, Emilia Suhaimi, pada Temu Konsultasi Promosi Pengembangan Pasar Ekspor KUKM di Hotel Bumi Asih Jaya, belum lama ini.
Menurutnya, Jabar memiliki tidak sedikit pelaku UKM yang berpeluang pasar ekspor besar, tidak hanya produk makanan olahan, tetapi juga lainnya. Sebut saja, kata dia, batik trusmi Cirebon, makanan olahan Garut, dan lainnya.
Dia menyebutkan, di Jabar, sejauh ini, terdapat sekitar 9,1 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sekitar 123 ribu di antaranya, punya peluang ekspor. Mayoritas, sambungnya, menggeluti produk busana, utamanya, busana muslim. Lainnya, lanjut Emilia, berupa produk makanan olahan, makanan herbal, furniture, kerajinan, dan sebagainya.
Untuk membantu agar para UKM itu bisa menembus pasar dunia, menurut dia, Kementrian KUKM akan membantu dari sisi promosi. Sejumlah pelaku UKM unggulan akan dibawa Kementrian untuk mengikuti pameran besar di luar negeri dengan sistem subsidi biaya.
“Untuk biaya akomodasi, mereka akan mendapat subsidi sebesar 50%. Kami juga akan menyiapkan cargo. Syaratnya, produk mereka harus sudah diterima dan harus siap memenuhi pesanan,” katanya.
Meski begitu, Emilia berpandangan, sejauh ini, terdapat beberapa kendala yang memang harus mendapat pembenahan agar produk-produk UMKM Jabar itu dapat tembus pasar global. Sebagai contoh, ucapnya, apabila ingin tembus pasar Arab Saudi, negara itu memiliki standar tinggi, yaitu keamanan dan higienitas.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar Anton Gustoni menambahkan, pihaknya terus berusaha mendorong para pelaku sektor tersebut sehingga dapat menembus pasar ekspor. Pihaknya, imbuh Anton, siap membantu. Bentuknya, jelas dia, tidak hanya sisi pemasaran, tetapi juga berusaha membantu para pelaku UMKM supaya produk-produknya memenuhi persyaratan ekspor. “Mulai pembiayaan sampai standardisasi pangan, khusus produk pangan. Target kami, tidak hanya tumbuh secara kuantitas, tetapi juga kualitas,” cetus Anton.
Untuk pemasaran, Anton menyatakan, jajarannya siap memfasilitasi sejumlah pelaku UMKM potensial dan unggul guna mengikuti pameran, yang tidak hanya berlangsung di dalam negeri, tetapi mancanegara. “Kami akan membiayainya secara penuh,” tegas Anton. (ADR)