JABARTODAY.COM – BANDUNG
Sekitar seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Lajnah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bandung Raya menolak rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengampanyekan penggunaan kondom bagi kelompok seks berisiko. Penolakan disampaikan saat berunjuk rasa di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/6).
Dalam pernyataan tertulisnya yang dibagikan kepada media, Mahasiswa HTI Bandung Raya ini menilai bahwa kondomisasi merupakan solusi fragmatis dan menyesatkan. Alih-alih mencegah HIV/AIDS, kondom dianggapnya malah memperparah. Alasannya, kondom dibuat bukan untuk mencegah virus mematikan tersebut.
“Kami tidak dapat memberitahukan kepada khalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada seseorang. Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk ke dalam kehidupan yang memiliki risiko tinggi ini untuk memakai kondom sama saja artinya dengan menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk ke lehernya,” kata Asep Kurniawan, juru bicara Lajnah Khusus HTI Bandung Raya, mengutip pernyataan M. Potts, President Family Health International yang juga salah seorang pencipta kondom.
Menurut Asep, memberikan kemudahan bagi bagi remaja untuk mendapatkan kondom sama dengan melegalkan seks bebas. Akibatnya, kampanye kondom akan semakin meningkatkan seks beba.
Mengutip sebuah pernyataan organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat, Asep mengungkapkan, kampanye kondom telah meningkatkan aktivitas seks bebas. Di kalangan pria, aktivitas meningkat dari 37 persen menjadi 50 persen. Sementara di kalangan perempuan, aktivitas meningkat dari 27 persen menjadi 32 persen.
“Kami menolak dengan tegas program kondomisasi remaja yang berakibat langsung pada legalisasi seks bebas. Kondomisasi tidak menyelesaikan akar masalah penularan virus HIV/AIDS. Program tersebut mencerminkan kebijakan pemerintahan sekuler-liberal,” tandas Asep.(Najip Hendra SP)