Limbah Pabrik Cemari Lahan Persawahan

Air yang sudah dicemari limbah pabrik tekstil di kawasan Balekambang, Majalaya, Kab. Bandung, Kamis (25/10). (DEDE SUHERLAN/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Imbas pembuangan limbah pabrik tekstil yang dilakukan serampangan dikeluhkan petani di Rancaekek dan Majalaya, Kab. Bandung. Air yang mengalir di Sungai Cikijing yang menjadi sumber pengairan untuk lahan persawahan di Rancaekek dan Sungai Citarum yang jadi sumber pengairan persawahan di Majalaya disinyalir sudah tercemari limbah pabrik.

“Dibandingkan dengan musim panen tahun-tahun sebelumnya, hasil panen padi turun drastis. Bisa memanen padi dua ton saja sudah untung. Dulu saat lahan pertanian belum dicemari limbah, dari lahan satu hektar bisa memanen padi hingga lima ton,” kata petani di Rancaekek,Wartono (50), Kamis (25/10).

Sobandi (45), petani di Majalaya mengungkapkan pernyataan senada. Menurut Sobandi, dia tak bermaksud mencari-cari alasan. Yang jelas, kata dia, sejak lahan persawahan miliknya dicemari limbah, hasil panen terus-menerus menurun.

“Saya berharap pemerintah jangan membiarkan kondisi ini. Jika sawah yang saya garap tak subur lagi, saya mau kerja apa lagi?” kata Sobandi.

Menyikapi kondisi itu, Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten  Bandung, Atih Witartih, mengatakan, di kawasan pabrik Bandung Timur, seperti Majalaya kerap ditemui pabrik tekstil yang membandel. Kendati telah diberi peringatan keras, kata dia,  tetap ada saja pabrik yang membuang limbah ke sungai.

”Kami akui, dikarenakan keterbatasan SDM (sumber daya manusia) pengawasan pembuangan limbah belum dilakukan secara maksimal. Walaupun BLH telah memberi peringatan keras kepada salah satu pabrik, namun ada pabrik lainnya yang membandel. Masih ada saja pabrik yang tidak terpantau saat mereka membuang limbah ke sungai,” kata Atih. (DEDE SUHERLAN)

Related posts