JABARTODAY.COM – BANDUNG — Hadirnya PT Len Industri (Persero) sebagai industri strategis bidang teknologi memberi benefit besar bagi negeri ini. Buktinya, PT Len Industri (Persero) menunjukkan bahwa karya anak bangsa ini mampu menghasilkan produk high tech yang diakui internasional.
Salah satu produk PT Len Industri (Persero) yang kini digunakan sejumlah negara, seperti Malaysia dan yang terbaru adalah Bangladesh, yaitu berkaitan dengan railway, yakni sistem persinyalan perkeretaan, Len Electronic Interlocking.
“Implementasi pertama Len Electronic Interlocking berlangsung di Stasiun Slawi, Tegal, Jateng pada 2004. Itu menjadi tonggak sejarah awal perkembangan produk persinyalan kereta dalam negeri,” tandas Donny Gunawan, Manajer Komunikasi Korporasi PT Len Industri (Persero), Kamis (15/11).
Lalu, sambung pria berkacamata ini, pihaknya menerapkan Len Electronic Interlocking di Jalur Pantai Utara (Pantura), yaitu Cirebon-Surabaya sepanjang 433 kilometer bersistem telekomunikasi fiber optic.
Awalnya, jelas Donny, pada 1983, pihaknya melakukan penguasaan teknologi sistem (system integration) melqlui optimalisasi Transfer of Technology saat mengembangkan persinyalan. Kemudian, lanjutnya, melakukan pengembangan perangkat utama pengontrol (electronic interlocking), lalu berlanjut pada perangkat lainnya untuk substitusi perangkat impor.
“Pada 2001, Len Electronic Interlocking 1st Generation berbasis elektro-mekanik kami implementasikan di Stasiun Tagogapu. Sejak itu, kami mulai mengembangkan Len Electronic Interlocking 2nd Generation, yang menggunakan Electronic Programmable Controller,” urainya. Pada saat itu pun, tukas dia, pihaknya mengembangkan lampu sinyal kereta api berteknologi LED.
Selanjutnya, tambah Donny, pihaknya mengembangkan Len Electronic Interlocking 3rd Generation, yang menggunakan Programmable Controller untuk Railway Application. Generasi terkini itu tersertifikasi Internasional Safety Integrated Level 4 sebagai syarat wajib pengimplementasian di luar Indonesia.
Selain itu, beber Donny, bekerjasama dengan mitra strategis asal beberapa negara Eropa, pihaknya pun mengembangkan implementasi sistem persinyalan moving block berbasis teknologi train Control di Indonesia. “Salah satunya, terang dia, sistem perkeretaan khusus Automatic People Mover System (APMS) atau Sky Train Bandara Internasional Soekarno-Hatta,” pungkasnya. (win)