
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ketersediaan sumber energi fosil sangat mungkin terus berkurang. Karenanya, saat ini, sebagai industri strategis BUMN bidang teknologi, PT Len Industri (Persero) terus melakukan pengembangan yang berkaitan dengan sumber energi baru terbarukan. Satu di antaranya, mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Melalui anak perusahaannya, PT Surya Energi Indonesia (SEI), PT Len Industri (Persero) mengembangkan produk tenaga surya, LenSolar. “Kami menilai, produk ini dapat menjadi bisnis masa depan. Itu karena pasarnya terbuka meski pasar tanah air dibanjiri produk panel surya, baik mancanegara maupun domestik,” tandas Direktur Utama PT SEI, Bambang Iswanto.
Bambang mengemukakan, pada awal pengembangannya, yaitu 1997, PT Len Industri (Persero) memasang panel surya pada berbagai area remot di Indonesia. Produk Solar Power Plant System, jelasnya, PT Len Industri (Persero) itu mendistribusikan 20 MWp per tahun. “Saat ini, kapasitasnya jauh lebih besar, yaitu mencapai 45 MWp per tahun. Ini merupakan kapasitas produksi terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, kehadiran Solar Power Plant System menjawab tantangan pendistribusian listrik bagi wilayah Indonesia. Dia berpendapat, pemanfaatannya jauh lebih efisien daripada penggunaan genset. Pemanfaatan Solar Power Plant System, jelasnya, tidak hanya perumahan, pabrik, dan perkantoran, juga penerangan jalan, bandara dan infrastruktur.
Saat ini, beber Bambang, PT Len Industri (Persero) menjajaki bisnis retail PV rooftop sebagai wujud membantu pemerintah meningkatkan target bauran energy mix sebesar 23 persen pada 2025. Bambang mengungkapkan, saat ini ada beberapa tipe solar PV yang disediakan PT Len Industri (Persero).
Sejumlah korporasi dan lembaga pemerintah sudah memanfaatkan LenSolar. Antara lain, sebutnya, PSDG ESDM sebesar 156 KWp. Lalu, Badak LNG Bontang pada 2013 sebanyak 340 kWp . “Berikutnya, PT BPR KS (Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya) sebanyak 40 KWp (2015). Ada juga lembaga BUMN, yait PT Bio Farma (Persero) sebesar 18 kWp, dan Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) sebanyak 18 KWp,” tutupnya. (win)