JABARTODAY.COM – BANDUNG Industri otomotif, khususnya sepeda motor, tidak hanya sekedar berjualan saja, namun di dalamnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Maka itu Yamaha berkomitmen untuk menerapkan hal tersebut, sebagai tanggung jawab sosial dengan mengadakan program training tanpa biaya untuk generasi muda supaya memiliki skill yang bisa diandalkan, yaitu YES (Yamaha Engineering School), 16 Juli 2012 hingga 10 Desember 2012.
Dan Rabu (19/12), 23 orang terbaik dari 96 siswa SMK Otomotif terbaik se-Jawa Barat lulus setelah menjalani pendidikan YES. Seperti dikatakan General Manajer Technical PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Muhammad Abidin, kontribusi para mekanik lulusan tersebut tidak hanya untuk Yamaha, tapi juga masyarakat.
“Ini juga untuk mempersiapkan anak muda yang tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi dan mempersiapkan diri mereka dalam memasuki dunia kerja,” jelas Abidin di kantor Yamaha Batununggal.
Yang unik, dari 23 orang tersebut, menyelip satu perempuan yang siap menjadi montir di dealer Yamaha, yaitu Nova. Seluruh lulusan tersebut, tidak perlu takut untuk tidak bekerja, karena belum lulus pun, tawaran kerja membanjir untuk mereka.
“Para dealer Yamaha lebih suka menggunakan lulusan YES, karena sudah siap dan mengetahui tentang Yamaha luar dalam. Bila mengambil dari luar, masih harus diajari dan memerlukan waktu lama lagi,” tuturnya.
Adapun tujuan training tersebut adalah untuk memberi bekal teknik sepeda motor Yamaha dan wirausaha perbengkelan, sehingga lulusannya mampu menjadi pemilik bengkel atau mekanik ahli sepeda motor Yamaha. YES sendiri sudah dimulai sejak tahun 1990 di bawah perijinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang diresmikan setahun kemudian oleh Menteri Tenaga Kerja (saat itu), Cosmas Batubara, dengan nama Yamaha Motor Engineering Training Centre.
Hadir dengan misi sosial, YES telah mendapat President Award di Jepang, sebagai program terbaik Corporate Social Responsibility tingkat dunia, tahun 2006 lalu. Untuk memberi kesempatan lebih luas, YES mengembangkan ke 11 kota besar lainnya, seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Bali, Medan, Palembang, Padang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin dan Makassar. Hingga saat ini, YES telah meluluskan 2700 siswa.
“Dan mereka tidak hanya bekerja di industri motor, namun juga mobil. Tidak hanya mekanik, ada juga yang menjadi manajer, bahkan pemilik bengkel,” imbuh Abidin, yang juga lulusan YES angkatan II.
Di akhir pembicaraannya, Abidin mengungkapkan tujuan lain dari kegiatan tersebut adalah mengurangi kenakalan remaja, khususnya berandalan bermotor. Dan ia juga mengimbau, agar para mekanik muda tersebut jangan cepat puas dan harus mengikuti perubahan teknologi. “Itu juga untuk menambah wawasan di luar ilmu teknik yang dimiliki. Sekaligus untuk menghadapi komplain atau keluhan dari para konsumen nantinya,” pungkasnya. (AVILA DWIPUTRA)