JABARTODAY.COM – BANDUNG
Kamis (6/9) sore, Sanggar Waringin di Jalan Stasiun Timur Kota Bandung mendapat kejutan spesial. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang rumah dinasnya berjarak kurang dari 1 kilometer dari sanggar turut hadir di tengah-tengah penghuni sanggar. Para pekerja sosial yang selama ini mendampingi warga binaan Sanggar Waringin juga turut menyambut kedatangan orang nomor sati di Jabar ini.
Apa yang dilakukan Gubernur Heryawan di sanggar? Begitu tiba, Heryawan yang sore itu turut didampingi sang istri, Netty Prasetiyani Heryawan, mendapat sambutan istimewa berupa tari-tarian khas anak jalanan. Sesaat kemudian, Heryawan pun didapuk memberikan petuah kepada warga binaan yang didominasi anak jalanan tersebut.
“Apa kabar anak-anak? Tolong dijawab ya, ‘Alhamdulillah, luar biasa.’ Kalau Bapak bilang Jawa Barat, tolong jawab, ‘Sabisa-bisa, kudu bisa, Insya Allah pasti bisa.” ujar Heryawan mengawali sapaannya kepada sekitar 70-an warga sanggar.
Heryawan pun menyampaikan secara singkat kebijakan pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Salah satunya menyangkut kebijakan sekolah gratis bagi SD dan SMP yang dimulai pada 2009 lalu. Dia juga berjanji untuk lebih memperhatikan keberadaan anak-anak usia sekolah.
“Pemerintah Provinsi Jawa Barat berusaha menjamin masa depan anak-anak untuk menjadi anak-anak yang maju. Caranya melalui pendidikan yang diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat Jawa Barat. Saya berharap di sini tidak ada lagi anak-anak putus sekolah,” kata Gubernur.
Melengkapi sambutannya, Gubernur Heryawan juga menyampaikan terima kasih kepada pengelola Sanggar Waringin yang telah mengambil peran penting dalam pemberdayaan sosial di kawasan rawan. Apalagi, langkah yang diambil Sanggar Waringin turut memperhatikan aspek tumbuh kembang anak berupa perhatian pada minat dan bakat anak.
Tak cukup hanya berdialog, Heryawan juga menyempatkan diri naik ke taman gantung di bagian atap shelter terminal Stasiun Besar Bandung. “Ternyata enak ya di sini,” ujar Heryawan begitu tiba di bagian atap shelter.
Shelter yang berhadapan dengan sebuah rumah makan sate beken ini memang tampak istimewa. Atap yang aslinya berupa cekungan ke bawah tersebut dilapisi penyangga besi dan ditutup menggunakan papan. Bagian ini dilengkapi dengan sofa dan beberapa tempat duduk lesehan. Yang menarik, ada juga kolam ikan berbentuk bulat dengan diameter sekitar 3 meter persegi. Sementara itu, di sekelilingnya diupenuhi pot bunga dan tanaman bonsai.
Nah, di salam satu sudut itulah Heryawan berbincang dan bercengkerama dengan anak-anak jalanan yang berjubel di atas atap. Kang Aher, sapaan akrab Heryawan, juga menutup puasa sunnahnya dengan makan bersama anak-anak. Hadir pula penggagas sanggar, Ana Sumarna, dan kelompok pegiat sosial yang selama ini mendampingi kegiatan sanggar. Sebut saja misalnya arsitek cum pekerja kreatif Ridwal Kamil, pekerja sosial Heri Wibowo, dan lain-lain.
“Sebenarnya di Bandung ini masih banyak orang baik. Mereka bekerja untuk kebaikan kota dan warganya. Cuma saja, mereka tidak berposisi sebagai pekerja formal,” kata Ridwan saat berbincang dengan Heryawan.
Ditemui usai berbincang dengan anak-anak jalanan, Gubernur Heryawan berjanji untuk memberikan bantuan untuk pengembangan sanggar. “Ada bantuan, mungkin tanggal 29 September ada bantuan keuangan. Tetapi bantuan keuangan itu tidak bisa menyelesaikan persoalan. Justru yang dibangun itu karakter melalui pendidikan plus,” ujar Heryawan.
Dia juga mengaku akan membantu kebutuhan yang diperlukan. Apa saja bantuannya, Heryawan mengaku masih harus dibahas lebih lanjut antara Pemprov Jabar dan pengurus Sanggar Waringin. “Misalnya kita butuh buku, maka kirim buku. Atau, gedung di atas ini kan supaya tidak membahayakan, bisa dipagar,” ujarnya.(NJP)