JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sejak beberapa bulan terakhir, ekonomi nasional mengalami keterpurukan. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktornya. Akibatnya, hampir seluruh sektor dunia usaha dilanda oleh perlambatan pertumbuhan.
Kendati demikian, melalui berbagai strategi, ada pula pelaku dunia usaha yang mampu menjaga stabilitas, bahkan tetap menumbuhkan kinerja bisnisnya. Adalah Bank OCBC NISP sebagai satu di antaranya.
Sebagai buktinya, lembaga perbankan yang mulai beroperasi di Bandung pada dekade 1940-an tersebut, hingga Agustus 2015, mampu mencatat pertumbuhan penyaluran kredit komersial yang lebih baik daripada pencapaian periode sama tahun lalu. “Selama tahun ini, penyaluran kredit kami bertumbuh. Kenaikannya Rp 1,7 triliun. Jadi, secara total, khusus kredit komersial, termasuk sektor UKM (usaha kecil-menengah), kami menyalurkan pembiayaan senilai Rp 11 triliun,” tandas National Commercial Business Head Bank OCBC NISP, Suwardi Candra, usai Smart Financial Planning di SMA Kristen Paulus, Jalan Dr Rajiman Bandung, Selasa (20/10).
Lalu, bagaimana dengan Bandung? Candra, sapaan akrabnya, mengatakan, perkembangan penyaluran kredit komersial pun tergolong positif. Apabila secara nasional, penyaluran kredit komersial bertumbuh Rp 1,7 triliun, lanjutnya, angka gelontoran kredit yang sama di Bandung pun cukup besar. “Di Bandung, kredit komersial bertumbuh ratusan miliar. Yaitu, sekitar Rp 300 miliar,” ucapnya.
Menurutnya, terjadinya pertumbuhan tersebut tidak hanya mulai membaiknya kondisi ekonomi nasional. Akan tetapi, sambung dia, adanya beberapa kebijakan yang menunjang terciptanya pertumbuhan. Di antaranya, jelas dia, kebijakan mengenai suku bunga perbankan. “Turunnya suku bunga deposito mendorong suku bunga kredit pun turun. Efeknya, penyaluran pembiayaan pun meningkat. Ini berdampak positif bagi perbankan, khususnmya, kami,” tutup Candra, seraya menyebut bahwa hingga Agustus, pihaknya meraup laba kotor sekitar Rp 1 triliun. (ADR)