Kredit Kendaraan Capai Rp 48,3 Triliun

danamonJABARTODAY.COM – BANDUNG
Pertumbuhan industri otomotif membawa dampak pada kinerja lembaga-lembaga pembiayan. Sebagai contoh, Adira Finance, lembaga pembiayaan yang merupakan anak perusahaan PT Bank Danamon Indonesia Tbk, mencatat nilai penyaluran kredit kendaraan bermotor yang tinggi.
 
“Tahun lalu, meski terkena dampak pembatasan down payment (DP), nilai kredit kendaraan bermotor yang disalurkan Adira tetap naik, Kenaikannya 6 persen lebih tinggi daripada 2012. Total pembiayaan tahun lalu mencapai Rp 48,3 triliun,” ujar Vera Eve Lim Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, beberapa waktu lalu.
 
Menurutnya, kendati pertumbuhannya tidak mencapai dua digit, pembiayaan kendaraan tetap berkontribusi pada total kredit PT Bank Danamon tetap positif. Dikatakan, secara total, nilai kredit PT Bank Danamon Tbk selama tahun lalu menunjukkan trend positif.
 
Vera menyatakan, tahun lalu, pihaknya menyalurkan kredit yang mengalami pertumbuhan 16 persen lebih besar daripada 2012. “Angka kredit yang kami salurkan selama 2013 mencapai Rp 135 triliun,” sambung dia.
 
Dijelaskan, pertumbuhan itu terjadi karena adanya kenaikan penyaluran bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang berkontribusi 30 persen, sebesar 12 persen. Penyaluran kredit pada sektor UMKM, khususnya, mikro, jelas Vera, terjadi melalui Danamon Simpan Pinjam, yang naik 6 persen lebih baik daripada 2012, yaitu menjadi Rp 19,9 triliun. Sedangkan penyaluran kredit sektor kecil dan menengah, mengalami pertumbuhan 18 persen atau menjadi menjadi Rp 21 triliun.
 
Pertumbuhan positif pun terjadi pada kredit komersial. Pada segmen tersebut, ungkap dia, periode Januari-Desember 2013, terjadi kenaikan 31 persen lebih tinggi daripada 2012. Selama tahun lalu, kredit komersial naik menjadi Rp 16,6 triliun, “Pun dengan kredit korporasi yang naik 49 persen atau menjadi Rp 18,8 triliun,” tukas Vera.
 
Tidak hanya terus mendorong pertumbuhan kredit, tegas Vera, pihaknya pun terus berupaya menjaga tingkat non-performing loans (NPL) atau kredit macet. “Rasio NPL pada posisi 1,9 persen pada 2013. Kondisi itu lebih baik daripada 2012, yang besarnya NPL 2,4 persen,” seru Vera.
 
Peningkatan juga terjadi pada pendanaan, yang terdiri atas giro dan tabungan alias Current Accounts and Savings Accounts (CASA). Diterangkan, pada 2013, CASA tumbuh 23 persen menjadi Rp 53 triliun,  Itu terdiri atas kenaikan giro 33 persen menjadi Rp 21,1 triliun dan tabungan 18 persen menjadi Rp 32 triliun. “Sementara deposito tumbuh 19 persen menjadi Rp 57,6 triliun,” imbuhnya.
 
Adanya catatan-catatan kinerja itu, sahut dia, secara otomatis, pihaknya meraup laba bersih yang positif. Selama 2013, tambahnya, pihaknya sukses mencatat laba bersih setelah pajak senilai Rp 4,04 triliun. (VIL)

Related posts