JABARTODAY.COM – BANDUNG — Guna meningkatkan nilai tambah sekaligus para pelaku agrobisnis, termasuk produsen komoditi tersebut, Pasar Lelang Agro Jabar siap melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya merangkul sektor perbankan.
“Belum lama ini, kami menjalin kesepakatan kerjasama dengan Bank Woori Saudara, yang tertuang dalam nota kesepahaman,” tandas Ronnie S Natawidjaja Ketua Koperasi Pasar Lelang Jabar, di Pasar Lelang Jabar, Jalan Sampurna Bandung, pada sela-sela lelang teh, Kamis (23/2).
Ronnie menjelaskan, kesepakatan dengan Bank Woori Saudara itu berupa pembiayaan transaksi lelang. Nilai kerjasamanya, jelas Ronnie, terbatas, bergantung pada transaksi masing-masing buyer. “Sejauh ini, nilai transaksi variatif. Ada yang Rp 70 juta, ada pula yang mencapai Rp 1 miliar,” ucapnya.
Dijelaskan, buyers yang memperoleh fasilitas perbankan itu, melakukan pengembalian atau membayar cicilannya setelah produk yang dibelinya terjual. Agar tidak terjadi perkeliruan dalam hal pemberian pembiayaan, ucap Ronnie, pihaknya pun membantu perbankan.
Bentuknya, tuturnya, merekomendasikan buyers yang sehat secara finansial. Misalnya, terang dia, yang sudah bertransaksi lelang secara lancar sebanyak 3 kali. Tentu saja, tegas dia, buyers yang tidak sehat finansialnya, tidak direkomendasikan.
Selain Bank Woori Saudara, beber Ronnie, pihaknya pun membidik perbankan lain untuk mendongkrak sekyor agrobisnis. Adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk alias bank bjb yang menjadi bidikan.
Diutarakan, bank bjb merupakan satu di antara beberapa perbankan yang menggulirkan program resi gudang. Saat ini, seru Ronnie, pihaknya masih menyusun skema untuk merealisasikan rencana kerjasama dengan perbankan BUMD Jabar-Banten itu. Proyeksinya, cetus dia, kerjasama dengan bank bjb terealisasi tahun ini. Karena itu, tegas dia, pihaknya pun siap berkolaborasi dengan lembaga lain yang bergerak dalam bidang logistik dalam kaitannya dengan resi gudang.
Berbicara tentang nilai transaksi lelang, Ronnie mengemukakan, tahun lalu, nilainya Rp 11 miliar.Proyeksi transaksi tahun ini, sahutnya, naik 100 persen atau menjadi Rp 20-22 miliar. Komoditi pun tambah. “Saat ini, baru teh yang dilelangkan, karena baru komoditi itu yang produknya spesifik,” pungkasnya. (win)