Konser Cinta-Bangga-Berdiri Untuk Menggugah Rasa Nasionalisme

IMG01698-20130701-1928JABARTODAY.COM – BANDUNG Berawal dari kegeraman tidak dianggapnya ia sebagai orang Cina saat sedang melakukan pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Cina, Lidya Dewi Ana (65), memutuskan untuk mencintai Indonesia. Caranya adalah dengan mengumpulkan anak-anak bangsa dari seluruh penjuru tanah air dan memberikan mereka pendidikan, khususnya rasa cinta terhadap negara yang mereka tinggali, Indonesia.

“Saat saya sedang di rumah sakit diperiksa dengan dokter yang sama, peralatan yang sama, tapi harganya berbeda. Alasan mereka, saya bukan orang Cina tapi Indonesia,” ujar Lidya saat ditemui di Hotel Victory, Senin (1/7) malam.

Atas dasar itulah, Lidya beserta suaminya memutuskan angkat kaki dari negeri leluhurnya tersebut dan memilih mendedikasikan diri kepada tempat dia lahir, belajar, mencari nafkah, yakni Indonesia. Untuk menunjukkan dan menebarkan rasa cinta Indonesia pada masyarakat, ia dan anak-anaknya mengadakan konser bertajuk ‘Cinta-Bangga-Berdiri’ di Graha Bhayangkara, Jalan Cicendo 29, Selasa (2/7) malam.

Dalam konser yang diselenggarakan gratis tersebut, seperti dikatakan Ketua Panitia Wirawati Harianto (37), penonton tidak akan ketemu artis, orang hebat, tapi anak muda yang mencintai bangsanya setulus hati yang rela memberikan segalanya bagi Indonesia.

“Karena musik adalah bahasa universal untuk menyampaikan segalanya. Orang lebih mudah menyerap segalanya lewat musik dibandingkan dikasih ceramah atau motivasi lewat kata-kata,” ujar Wira, yang juga anak Lidya.

Wira mengakui, meskipun tujuan konser ini untuk menyampaikan rasa cinta tanah air, tapi tidak mungkin langsung memberikan imbas. Hanya saja, lanjutnya, ada sesuatu yang menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia tidak seburuk yang dikira.

Ke depannya, ungkap Wira, ia bersama Generasi Pilihan akan membuat kelas kepemimpinan secara online yang pengajarnya dari berbagai macam suku, agama, dan ras. “Ini untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas, beriman dan memiliki nurani. Karena dengan nurani akan timbul kejujuran,” paparnya.

Dalam pertunjukkan yang dimulai pukul 19.00 ini akan diisi dengan 90% lagu-lagu nasional, seperti Indonesia Raya, Satu Nusa Satu Bangsa, sampai Halo-halo Bandung. Lalu rock n roll, dan dangdut.

Mengapa Bandung yang dipilih? Dituturkan Martinus Sitompul, salah satu panitia lokal, karena Kota Bandung adalah kota kreatif dan juga multi-ras. “Kita ingin menunjukkan Bandung sebagai kota kreatif, meski yang mengadakan bukan orang Bandung sekalipun,” tegas Martin.

Baik Lidya dan Wira memiliki mimpi yang sama terhadap Indonesia, yakni 2% dari penduduk Indonesia atau sekitar 500 ribu jiwa, bangga akan identitas mereka sebagai orang Indonesia. “Dan mereka memiliki mimpi menjadikan Indonesia lebih baik dan dapat merealisasikan mimpi tersebut,” tandas wanita asal Banjarmasin itu. (VIL)

Related posts