Kita Orang Datang dari Papua, Jatinangor Bikin Betah Toh…

Yohanes Kwalik (24), mahasiswa Ikopin asal Timika, Papua. (DEDE SUHERLAN/JABARTODAY.COM)

JABARTODAY – JATINANGOR

JATINANGOR sejak lama dikenal sebagai kawasan berdirinya beberapa perguruan tinggi (PT). Di kawasan itu, ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia belajar diIkopin, Unpad, ITB, dan IPDN. Jatinangor menjadi rumah kedua sebagai tempat untuk menggali ilmu.

Bagi Yohanes Kwalik (24) tinggal di Jatinangor tidak merasa berada di perantauan. Suasana alam yang sejuk dan keramahtamahan penduduk di Jatinangor, Kab. Sumedang menjadi daya tarik tersendiri untuk pria yang berasal dari Timika, Provinsi Papua itu.

“Saya mulai tinggal di Jatinangor sejak tahun 2010. Kebetulan saya mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di Ikopin. Saat ini, saya duduk di semester VII Jurusan Manajemen Keuangan S-1 Ikopin,” kata Yohanes, Selasa (25/9).

Yohanes mengatakan, keinginannya untuk menempuh pendidikan di Tatar Pasundan terfasilitasi saat Lembaga Pengembangan Masyarakat Amumekamoro di Timika mengadakan seleksi untuk lulusan SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke PT. Pada 2010, kata dia, lembaga itu mendapat kucuran dana dari PT Freefort untuk pengembangan bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

“Dari 138 lulusan SMA yang mendapat beasiswa melanjutkan pendidikan ke berbagai PT, seperti ke Bandung, Semarang, Menado, dan Manokwari, saya termasuk di dalamnya. Saya bersama 22 kawan lainnya mendapat beasiswa melanjutkan pendidikan ke Ikopin,” kata lulusan SMA Negeri 2 Timika itu.

Menurut Yohanes, ketertarikannya terhadap Jatinangor bukan sekadar disebabkan keramahan warga yang tinggal di kawasan itu dan kesejukan cuacanya, namun saat dia tinggal di kawasan itu, rasa haus terhadap ilmu pengetahuan yang sebelumnya memenuhi angan-angannya terobati. Di lokasi yang terdapat di Kabupaten Sumedang bagian barat itu,Yohanes bisa belajar banyak seputar teknologi komunikasi dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.

“Perkembangan teknologi yang pesat di Jatinangor menjadi daya tarik tersendiri. Di sini (Jatinangor) saya bisa belajar banyak untuk bekal saya kembali ke Papua nanti,” katanya.

Saat diitanya sudah berapa kali pulang ke kampung halaman, seraya melemparkan senyum putra ke tiga dari tiga bersaudara itu mengatakan, sejak datang ke Jatinangor empat tahun lalu, dia baru satu kali pulang ke Papua.

“Daripada sering pulang kampung, lebih baik saya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar. Jatinangor bikin betah toh.  Terlebih, keberadaan saya di Jatinangor juga tak merasa berada di daerah lain. Saya merasa berada di daerah sendiri. Hubungan dengan masyarakat di Jatinangor sangat enak dan begitu harmonis,” ujarnya.

Yohanes menambahkan, setelah lulus dari menempuh pendidikan di Ikopin, satu hingga dua tahun ke depan, dia bertekad akan langsung kembali ke Timika, Papua. Kata dia, ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan di Ikopin akan dia terapkan di tanah kelahirannya.

“Ilmu yang didapat seputar manajemen keuangan dan koperasi sangat dibutuhkan di Timika. Saya akan berupaya agar ilmu yang saya peroleh di Ikopin bermanfaat untuk pengembangan perekonomian rakyat di Timika,” ujarnya. (DEDE SUHERLAN)

Related posts