JABARTODAY.COM – KARAWANG
Jaringan Apotek K-24 rupanya tak melulu jualan obat. Dalam skema pengembangan bisnisnya, waralaba toko obat ini juga siap melayani pembelian dan pelayanan alat kontrasepsi. Ke depan, setiap gerai Apotek K-24 bakal dilengkapi klinik keluarga berencana (KB).
Ditemui di Pekan Gebyar Pantura (PGP) 2012 awal pekan ini, Business Development Manager Apotek K-24 Marcus Laurentius mengungkapkan, pembukaan klinik KB merupakan salah satu bentuk kependulian perusahaannya pada masalah kependudukan. “Kami care terhadap perogram KB. Karena itu, K-24 aktif menyosialisasikan program KB kepada masyarakat di Jawa Barat maupun Indonesia. Setiap gerai Apotek K-24 rata-rata dikunjungi 200-300 pasien setiap harinya. Dengan jumlah 68 di Jabar dan 302 di Indonesia, maka jumlah masyarakat yang akan mendapat informasi program KB melalui Apotek K-24 pun menjadi sangat signifikan,” papar Marcus.
Tak hanya itu, pihaknya juga tengah mempersiapkan pelayanan KB di setiap gerai Apotek K-24. Pelayanan itu dimungkinkan karena 70 persen gerai K-24 sudah dilengkapi dengan tenaga dokter dan apoteker. Dengan kerjasama tersebut, dokter-dokter K-24 akan dilatih secara khusus untuk bisa memberikan pelayanan kontrasepsi.
“Ya, kami memfasilitasi dokter di masing-masing gerai untuk mendapatkan pelatihan pemasangan IUD dan implant. Dengan begitu, masyarakat bisa mendatangi klinik KB Apotek K-24 untuk mendapatkan pelayanan alat kontrasepsi. Sebenarnya, selama ini kami juga sudah menyediakan kontrasepsi berupa kondom,” Marcus menambahkan.
Pada tahap awal, Apotek K-24 yang sudah memiliki cabang di seluruh provinsi di Indonesia ini sedang membangun klinik KB di Cipanas, Cianjur. Klinik tersebut merupakan pengembangan gerai K-24 yang sebelumnya sudah berdiri di sana. Pilot project akan terus dikembangkan di setiap gerai.
Lebih jauh Marcus menjelaskan, saat ini jaringan Apotek K-24 sudah hadir hingga ke pulau terluar Indonesia. Kehadiran jaringan apotek ini merupakan jawaban atas kesulitan masyarakat dalam mendapatkan obat-obatan, terlebih pada malam hari ketika apotek reguler sudah tutup dan harga obat biasanya lebih mahal.
“Kami sudah memiliki gerai di Pulau Rote maupun Maumere. Seluruh apotek K-24 juga buka setiap hari selama 24 jam. K-24 itu berarti K-nya komplet, buka 24 jam. Dulu, ketika nyari obat malam hari itu harganya lebih mahal dibanding siang hari. Nah, di K-24 ini harga obat sama baik siang maupun malam,” ujar Marcus promosi.
Sebelumnya, pada akhir Juli 2012 lalu, BKKBN menandatangani kerjasama dengan Apotek K-24 untuk menyelenggarakan layanan KB Mandiri. KB mandiri merupakan KB yang diakses masyarakat sendiri tanpa bantuan pemerintah. Masyarakat bebas memilih alat kontrasepsi sesuai kebutuhan dan seleranya. Kebanyakan penggunanya adalah masyarakat yang sudah berkecukupan dan memiliki kesadaran tinggi pentingnya pengendalian jumlah penduduk.
“Tren perekonomian negara kita semakin membaik. Kelompok menengah ke atas yang jumlahnya makin meningkat perlu dijawab kebutuhan ber-KB-nya melalui KB mandiri yang alat kontrasepsinya disediakan oleh Apotek K-24,” kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief kala itu.
Kerjasama ini dilakukan karena apotek K-24 telah memiliki banyak cabang di Indonesia. Teknisnya, BKKBN dan apotek K-24 akan membuat sistem pelaporan. Apabila ada suatu alat kontrasepsi yang tidak tersedia namun banyak diminati masyarakat, maka BKKBN akan mengingatkan. Namun BKKBN tidak membagikan alat kontrasepsi gratis ke pelanggan Apotek K-24.
“Namanya saja mandiri, jadi tidak ada yang gratis. Saat ini pangsa alat kontrasepsi atau KB mandiri 40 persen di tangan swasta, padahal jumlah penduduk yang miskin di Indonesia sekitar 30 persen. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan KB mandiri bisa naik menjadi 70 persen,” kata Sugiri.(NJP)