Tingginya curah hujan yang terjadi beberapa pekan terakhir cukup berdampak pada sejumlah sarana infrastruktur. Pasalnya, akibat curah hujan yang tinggi itu, kondisi tanah di ruas tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi), utamanya, kilometer 72, mengalami gangguan.
Pada Jumat (24/1/2014) dinihari, di kilometer 72, tepatnya kawasan Desa Cigeam, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, mengalami amblas. “Benar. Amblasnya itu terjadi pada jalur dari barat ke timur atau dari Jakarta,” ujar Kepala Cabang Tol Purbaleunyi, Christianto, saat dihubungi di Bandung.
Chris, sapaan akrabnya, memperkirakan, amblasnya jalan pada kilometer 72 itu karena tanah tergerus air. Meski begitu, ia belum dapat memastikan faktor penyebabnya. Pasalnya, terang dia, sejumlah ahli yang didatangkan, seperti konsultan geoteknik, masih menyelidiki penyebab amblasnya sarana infrastruktur tersebut.
Chris menjelaskan, panjang amblasan sekitar 20 meter dan kedalamannya 20-25 sentimeter. Yang terdalam, yaitu bahu jalan. Pihaknya, kata dia, menemukan retakan. Ada kekhawatiran, retakan itu membahayakan pengendara jika kendaraan melintas ke lokasi. “Retakan kurang lebih 70-80 meter,” singkatnya.
Situasi tersebut, aku Chris, membuat pihaknya terpaksa menutup jalur itu. Maka itu, pihaknya mengalihkan dan mengarahkan para pengguna tol Purbaleunyi, khususnya, yang bertolak dari barat pada Pintu Cikopo. “Jika hendak ke Bandung, setelah keluar dari Pintu Cikopo, dapat masuk lagi melalui Sadang,” terangnya.
Untuk melakukan normalisasi, ungkap Chris, pihaknya melakukan berbagai upaya. Namun, ungkapnya, bukan perkara mudah. Itu karena diperlukan sejumlah alat berat. “Untuk mendatangkan alat berat ke lokasi tidaklah mudah,” ucapnya.
Pihaknya, seru Chris, belum dapat memastikan berapa lama perbaikan ruas Purbaleunyi kilometer 72 tersebut. Tidak tertutup kemungkinan, dapat melebihi 3 hari. “Yang jelas, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menanggulangi masalah ini,” pungkas Chris. (VIL)