Kenaikan TDL Beratkan Pebisnis Mal

ritelJABARTODAY.COM – BANDUNG

Sejauh ini, ada berbagai komponen yang berpengaruh pada biaya operasional dunia bisnis. Satu di antaranya, tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan TDL oleh pemerintah mendapat reaksi kalangan dunia usaha, satu diantaranya, pebisnis mal.

Para pengelola mal, khususnya, di Jabar, berkeberatan atas kenaikan TDL. “Kami kira, kenaikan merupakan salah satu hal yang memberatkan. Apalagi, kenaikannya tergolong fluktuatif,” ucap Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Jawa Barat, Didie S. Markibah.

Didie mengemukakan, kenaikan TDL yang dinilai pebisnis mal terlalu fluktuatif dapat mengganggu proyeksi serta kinerja bisnis. Menurutnya, naiknya TDL secara otomatis, menyebabkan biaya operasional meningkat. Sejauh ini, kata dia, listrik menyedot alokasi biaya operasional mal dan pusat pertokoan sebesar 40-50 persen.

Meski demikian, lanjutnya, adanya kenaikan TDL tersebut, tidak membuat pihaknya membebankan biaya operasional kepada pengunjung atau tenant. Pasalnya, jelas dia, pihaknya khawatir, jika membebankan kepada pengunjung atau tenant, dapat berefek negatif. “Yaitu, memengaruhi kunjungan dan hunian mal,” jelas dia.

Didie menyatakan, memang, ada beberapa pengelola mal yang menerbitkan kebijakan bahwa biaya listrik menjadi tanggung jawab tenant. Namun, kata dia, tidak tertutup kemungkinan, tenant menaikkan harga jual demi menutupi naiknya TDL. “Dampaknya, daya beli masyarakat melemah. Produk tidak laku, tenant tidak sanggup bayar sewa. Untuk itu, kami mengharapkan pemerintah melakukan pengkajian ulang naiknya TDL, mumpung situasi ini baru berlangsung satu bulan,” tuturnya. (ADR)

Related posts