JABARTODAY.COM – BANDUNG
Tim Forensik RS Hasan Sadikin Bandung, memastikan kematian Dina Yanuarti (36), dan kedua anaknya, Muhammad Alif Daryus (4,5) dan Muhammad Salim Abdurahman (1,5), akibat mati lemas atau kehabisan oksigen.
“Dari hasil pemeriksaan, ketiganya ditemukan tanda-tanda mati lemas. Mati lemas itu, mati kehabisan nafas atau oksigen,” terang Kepala Forensik RSHS Bandung Noorman Herryadi, saat ditemui di RSHS Bandung, Jumat (14/12).
Proses autopsi ketiga jenazah dilakukan sejak pukul 09.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Norman memperkirakan ketiganya telah tewas delapan hingga sepuluh jam sejak dimulainya autopsi atau diperkirakan kejadiannya, sekitar pukul 01.00 dini hari.
“Di tubuh ibunya, kami menemukan tanda-tanda tekanan atau trauma di leher. Sedangkan, pada anaknya ada tanda trauma luka lecet serta memar di bagian bibir dan hidung. Ciri luka lecet itu, kulit arinya terkelupas, kalau memar itu lukanya di bawah permukaan,” jelasnya.
Meski demikian, Noorman enggan menyebutkan lebih jauh atau merinci penyebab kematian ketiganya. Karena, ada beberapa etika medis yang tidak bisa diungkapkan pada masyarakat. “Tapi kesimpulannya, ketiganya mati lemas,” tegasnya.
Namun dijelaskan Noorman, ciri-ciri seseorang yang meninggal dunia akibat mati lemas, yakni kulit tubuh membiru. Meski begitu, belum dapat diperkirakan kedua anak Dina mana yang lebih dahulu tewas. “Perbedaannya tidak tegas, sehingga sulit membedakan mana yang lebih dulu meninggal,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Dina, warga Komplek Bumi Prima, Blok G No 8, RT 04/22, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat pagi. Dina diduga bunuh diri, setelah sebelumnya membunuh kedua anaknya, Muhammad Alif Daryus dan Muhammad Salim Abdurahman. Diperkirakan kedua balita tersebut tewas dibekap sang ibu. (AVILA DWIPUTRA)