JABARTODAY.COM – GARUT Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan inspeksi terakhir jalur kereta api Cibatu-Garut yang memiliki panjang 19,5 kilometer, sebelum resmi dioperasikan dalam waktu dekat.
Pengecekan kesiapan teknis dimulai dari Stasiun Bandung, Cibatu, Pasir Jengkol, Wanaraja, hingga Stasiun Garut Kota, menggunakan kereta inspeksi 4.
“Saya klaim persiapan (reaktivasi jalur Cibatu-Garut) sudah 100 persen,” kata Ridwan Kamil, di Stasiun Garut Kota, Kamis (6/1/2022).
Kang Emil, sapaan akrab Gubernur, berharap Kementerian Perhubungan selaku pemegang otoritas segera meresmikan jalur tersebut karena sangat dinantikan masyarakat. Saat ini, pengoperasian jalur kereta api Cibatu-Garut tinggal menunggu finalisasi administrasi.
“Kewenangannya ada di Pak Menteri (Perhubungan), saya harap bisa secepatnya menyelesaikan proses administrasi sehingga warga bisa menikmati fasilitas yang dinantikan ini,” ucapnya.
Emil yang didampingi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia
Didiek Hartantyo dalam inspeksi berhenti di tiga stasiun pemberhentian, yaitu Pasir Jengkol, Wanaraja, dan Garut.
Dia menilai, meski tiga stasiun terhitung kecil tapi memiliki fasilitas modern dan lengkap. Pelayanan kepada masyarakat pun diyakininya akan maksimal dengan hadirnya fasilitas bagi penyandang disabilitas.
“Kami berhenti di tiga stasiun, kecil tapi keren dan pelayanannya modern sekali, bangga saya melihatnya,” ujarnya.
Di Stasiun Wanaraja, Kang Emil pun sempat meninjau penyuntikan vaksin Covid-19 yang berlangsung di area stasiun dan di dalam kereta klinik (Rail Clinic). Sejumlah warga pun menyampaikan harapannya agar jalur kereta Cibatu-Garut segera dioperasikan.
“Tadi saya tanya warga betul-betul berharap secepatnya dibuka agar perjalanan antar-Garut atau ke Bandung dan Jakarta bisa lebih mudah dan murah,” klaim Emil.
Tarif yang akan diberlakukan pada jalur tersebut, diungkap Emil, untuk lintas Garut tak sampai Rp5 ribu. Sementara dari Garut ke Bandung kemungkinan Rp10 ribu dan Rp40 ribu bagi penumpang yang menuju Jakarta.
“Tarifnya sangat terjangkau, paling antar-Garutnya Rp4 ribu, ke Bandung mungkin Rp10 ribu, ke Jakarta Rp40 ribu, bandingkan dengan kerepotan pakai mobil,” paparnya.
Orang nomor satu di Jabar optimistis, hadirnya jalur kereta Cibatu-Garut selain bisa mengurai kemacetan juga akan mendongkrak perekonomian masyarakat Garut.
“Saya pastikan kalau ini sudah dibuka, ekonomi Garut akan meningkat pesat,” cetusnya.
Setelah jalur Cibatu-Garut ini beroperasi, Kang Emil berharap Kementerian Perhubungan dan PT KAI dapat membuka jalur kereta api lainnya di Jabar, khususnya di wilayah pesisir selatan.
“Tadi berdiskusi dengan Pak Dirut (PT KAI) rencana pengembangan track lainnya termasuk mimpi besar di Jabar selatan,” pungkasnya. (*)