Kampung Berkebun, Budaya Bertani di Perkotaan

Pemerintah Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Pemerintah Kota Bandung bertekad menjadikan berkebun budaya baru di daerah perkotaan. Maka itu, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, pemerintah menggalakkan program Kampung Berkebun.

“Kita sudah menggerakan Dinas Pertanian menjadikan budaya berkebun itu menjadi budaya baru. Memang pasti belum maksimal, karena baru proses, dari orang kota tiba-tiba jadi petani. Mudah-mudahan dalam 1 tahun, masyarakat sadar bahwa bertani di kota itu bukan hal yang aneh,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Car Free Day Dago, Minggu (25/5/2014).

Nantinya, kata Ridwan, jika di Bandung sudah banyak yang bercocok tanam, bakal timbul pertanyaan akan dilakukan di mana.
Maka itu, sambungnya, bila pihaknya memiliki lahan, akan ada 3 pilihan, yakni dijadikan Ruang Terbuka Hijau, rumah susun atau fungsi publik. “Untuk daerah-daerah yang cocok pertanian kita jadikan tanah pertanian. Bentuknya bisa sawah, bisa juga perkebunan sayuran. Untuk yang di Ujung Berung lebih ke tanah pertanian,” papar Emil, sapaan akrabnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly Wasliah menambahkan, pihaknya menyasar 150 rukun warga (RW) di tiap kelurahan di Kota Bandung untuk mengikuti program Kampung Berkebun tersebut.

“Apabila September atau Oktober sudah produksi itu salah satunya untuk sarana dan promosi dari produksi sayuran yang dikembangkan di 150 RW itu. Inilah sarana promosinya dan pemasaran sayuran produk dari teman-teman RW percontohan se-Kota Bandung,” imbuh Elly di sela Bandung Agri Market.

Elly menyebut, Kampung Berkebun ini sangat bagus. Apalagi, Wali Kota meminta agar program tersebut dibawa ke tingkat internasional, tidak hanya nasional. Namun, dirinya menegaskan, program sebaik apapun tanpa dukungan masyarakat, tidak ada artinya.

Maka itu, pihaknya mengupayakan peran serta masyarakat dalam mendukung program tersebut dengan melakukan sosialisasi dan juga pelatihan di tiap RW. “Kurang lebih diikuti 50 warga dari tiap RW-nya, sehingga warga akan tahu maksud dari Kampung Berkebun ini, yaitu memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” papar Elly.

Tak hanya itu, tukas Elly, program ini juga untuk memberi rasa aman masyarakat untuk mengonsumsi hasil pertanian yang tidak mengandung pestisida. Selain itu, membuat lingkungan nyaman, hijau, asri, dan produktif. “Yang tadinya tidak produktif, setelah ditanam sayuran apabila produknya berjalan bagus itu bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelasnya.

Saat ini, disampaikan Elly, pihaknya sudah menyelesaikan sosialisasi dan pelatihan di 120 RW. Ditargetkan pada 28 Mei mendatang, seluruh pelatihan selesai dilakukan. Selanjutnya, pada Juli mendatang, pihaknya akan memberikan sarana bantuan kepada seluruh RW. Dan pada awal Agustus, akan diberikan bibit sayuran ke seluruh RW. (VIL)

Related posts