Pada era pasar bebas, tingkat persaingan usaha kian ketat. Prediksinya, kondisi itu makin mengetat seiring dengan segera bergulirnya agenda kerjasama ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015.
Menurut Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat Bidang Kemitraan dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Iwan Gunawan, ada beberapa hal yang dibutuhkan sektor UMKM, adalah informasi berkenaan dengan kondisi pasar. Selain itu, lanjutnya, juga berkaitan dengan peta persaingan usaha. “Ini supaya daya saing para pelaku UMKM menjadi lebih kuat dan siap saat bergulirnya AEC,” ujar Iwan, Selasa (15/4/2014).
Karenanya, ujar Iwan, para pelaku UMKM membutuhkan branchmarking ke negara-negara tetangga. Tidak itu saja, tambah Iwan, sektor yang menjadi backbone ekonomi tersebut pun memerlukan fasilitasi pemerintah. Dijelaskan, perlunya branchmarking itu untuk mengetahui perbandingan kinerja aktivitas serupa di daerah atau tempat lain. “Ini dapat bermanfaat sebagai acuan dan membangun sistem manajemen organisasi yang terbaik bagi para pelaku UMKM,” terangnya.
Para pelaku UMKM pun, tambahnya, membutuhkan kehadiran konsulat perdagangan agar memperoleh analisis. Misalnya, tukasnya, konsulat di Klantan-Malaysia, dapat memberi informasi, baik kondisi maupun potensi serta peluang pasar. (ADR)