Jalan Layang Antasari-Blok M Beroperasi Akhir Tahun 2012

JABARTODAY.COM – JAKARTA

Pembangunan jalan layang non-tol (JLNT) Antasari-Blok M sudah mencapai 90 persen. Pembangunannya memang sedikit terkendala dengan pembebasan lahan di kawasan Cipete karena adanya undang-undang baru mengenai proses pembebasan lahan.

Namun, dipastikan pada akhir 2012 jalan sepanjang 5,2 kilometer ini sudah dapat dioperasikan.

“Ada sedikit catatan pada paket terakhir karena adanya proses pembebasan tanah yang sedikit tertunda. Tapi saya yakin ini bisa dikejar,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, saat meninjau pembangunan JLNT Antasari-Blok M, Minggu (1/7).

JLNT yang juga dilengkapi dengan underpass ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp1,2 triliun. Sementara, pembebasan lahan kurang lebih seluas 1.000 di kawasan Cipete dianggarkan dana senilai Rp20-30 miliar.

Ia menuturkan Pemprov DKI Jakarta lebih memilih membangun jalan secara vertikal karena membebaskan tanah secara horizontal itu hampir tidak mungkin dilakukan lagi. Bahkan, ke depan, lanjut Fauzi, jalan di Jalarta akan dibangun hingga lima tingkat. Hal tersebut mencontoh dari neraga-negera lainnya seperti Tokyo dan Shanghai.

“Ini adalah salah satu contoh penyelesaian kemacetan yang disebabkan oleh volume kendaraan yang cukup tinggi, jadi kita split antara local traffic dengan true traffic melalui jalan layang ini. Dengan demikian, kita harapkan simpul-simpul atau crossing yang ada di sepanjang Jalan Antasari dan Jalan Prapanca menuju ke Blok M ini, akan bisa berkurang,” jelasnya.

Barangkali 5 sampai 10 tahun ke depan, urai Foke, kita bisa melihat jalan di Jakarta lapis 3, 4, atau 5, seperti di Tokyo dan Shanghai.

Ia menegaskan pertumbuhan kendaraan di Jakarta tidak mungkin dihentikan. Hal tersebut tetap harus diimbangi dengan pertumbuhan jalan yang ada.

Saat ini pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 9-11 persen. Bahkan, ia mempertanyakan jika pembangunan jalan dihentikan, apakah pertumbuhan kendaraan akan bisa ditekan hingga nol persen.

Saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta mencapai 6,4 persen. Walaupun begitu ia juga berharap agar pertumbuhan kendaraan di Jakarta bisa ditekan dengan mengembangkan angkutan massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan pengembangan bus Transjakarta.

JLNT Antasari-Blok M ini dilaksanakan dalam 6 paket yaitu paket Pasar Cipete, Paket Cipete Utara, Paket Taman Brawijaya, Paket Prapanca, dan Paket Mabak.

Pengerjaannya dilakukan oleh beberapa kontraktor agar target jadual pembangunannya bisa tercapai. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan jalan ini juga bisa menjadi alternatif bagi mereka yang biasa menggunakan lewat Jalan Fatmawati.

Manfaat kehadiran jalan ini akan terasa saat pembangunan konstruksi MRT mulai dilakukan pada 2013 nanti. “JLNT ini akan meminimalisasi dampak pembangunan MRT terhadap arus lalu lintas,” kata Ery.

Selain itu, pembangunan JLNT ini juga bagian dari antipasti pembangunan jalan tol Antasari-Depok. Jalan ini diharapkan dapat mengurangi sekitar 30 persen kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Blok M. Lebar jalan layang yakni 17,5 meter dengan ketinggian 10 meter dari jalan yang sudah ada. [far]

Related posts