Jabar Segera Miliki Koperasi Kelas Dunia

 

Kepala Dinas KUMKM Jabar, Anton Gustoni.
Kepala Dinas KUMKM Jabar, Anton Gustoni.

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Ternyata, di berbagai negara maju, keberadaan koperasi berperan penting dalam menggerakkan roda ekonominya. Melihat kondisi itu, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Jawa Barat terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan eksistensi sekaligus level koperasi di tatar Pasundan.

Salah satunya, terus mendorong koperasi-koperasi di Jabar memiliki level yang jauh lebih tinggi lagi. “Kami melakukan sejumlah upaya untuk menjadikan beberapa koperasi di Jabar mengantungi status sebagai koperasi level dunia,” ujar Kepala Dinas KUMKM Jabar, Anton Gustoni, di Hotel Grand Pasundan, Jalan Peta Bandung, belum lama ini.

Diutarakan, untuk merealisasikan rencana besar itu, pihaknya melakukan penyeleksian koperasi-koperasi di Jabar. Selama 2013, ungkap Anton, pihaknya menyeleksi 260 unit koperasi. Hasilnya, sambung dia, terdapat 100 koperasi. “Pada tahap seleksi berikutnya, akhirnya, terpilih 4 unit koperasi yang kami dorong menjadi taraf dan level dunia,” seru Anton.

Disebutkan, ke-4 unit koperasi tersebut yaitu Koperasi karyawan (Kopkar) Pindo Deli (Karawang), Kopkar Indocement (Kabupaten Bogor), Kopkar Kahatex (Kabupaten Sumedang), dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang (Kabupaten Bandung Barat).

Anton menyatakan, upaya menjadikan koperasi Jabar bertaraf internasional dan dunia terus berlanjut. Langkah lainnya, kata Anton, pihaknya mengadopsi sistem manajemen koperasi serta networking, termasuk penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) koperasi-koperasi raksasa beberapa negara.

Selain itu, pihaknya pun memberi pencerahan tentang apa dan bagaimana koperasi kelas dunia tersebut. Caranya, tukas dia, menghadirkan delegasi koperasi konsumen Singapura, National Trades Union Congress (NTUC) Fair Price Co-operative Ltd. “Juga pakar koperasi dunia asal International Co-operative Alliance (ICA),” tambahnya.

Untuk memberikan pencerahan terkait koperasi kelas dunia, Anton menjelaskan, pihaknya menghadirkan delegasi dari NTUC (National Trades Union Congress) Fair Price Co-operative Ltd., sebuah koperasi konsumen yang berasal dari Singapura.

Anton berpendapat, agar mengantungi status koperasi kelas dunia, ada beberapa kriteria agar sebuah koperasi menjadi berkelas dunia sesuai standar ICA. Misalnya, kata Anton, dalam hal omzet, aset, bidang segi usaha, dampak lingkungan, sosial kemasyarakatan, dan produktivitas yang berkelanjutan (sustainable). (ADR)

Related posts