JABARTODAY.COM – BANDUNG Produsen kopi terbesar di dunia adalah Brasil, karena memiliki luas areal perkebunan kopi 300 ribu hektare.
Meski begitu, Jawa Barat sangat berpotensi menjadi produsen kopi terbesar di dunia. “Jabar bisa melakukan dan merealisasikannya jika mampu memaksimalkan pemanfaatan dan pengembahan potensi lahan,” ujar Ketua Umum Clearing House Kopi Jabar, Prof Dr Djumhana Purwanegara dalam pengukuhan Clearing House Kopi Jabar di Jalan Cisangkung 68 Bandung, Sabtu (6/7).
Menurut Djumhana, potensi lahan kopi di Jabar sangat besar, yakni 600 ribu hektare. Apabila pemanfaatan pengembangan lahan kopi berlangsung optimal, seperti diutarakan Djumhana, dan seluruh stakeholder bersinergi serta menetapkan pada 2018 areal tanam seluas 100 ribu hektare, Jabar dapat menjadi provinsi kopi terbesar di tanah air. “Bahkan, menjadi yang terluas di dunia,” sambungnya.
Djumhana meneruskan, seandainya penetapan areal tanam kopi seluas 100 ribu hektare pada 2018 terwujud, nilai omzet kopi sangat fantastis. “Simulasinya, nilainya mencapai 1.000 persen lebih tinggi daripada APBD Jabar,” paparnya.
Melihat besarnya potensi itu, Djumhana menyebut, pihaknya sudah mengusung beberapa rencana. Diantaranya, mendorong keberadaan dan kesejahteraan petani. “Mengembangkan pasar juga mendorong daya saing kopi Jabar,” cetusnya.
Pihaknya telah merespon rencana pemerintah untuk membentuk bank pertanian. Dia menilai, seandainya bank pertanian terlaksana, hal itu dapat mendorong industri agrobisnis, termasuk kopi. “Hingga kini, kredit perbankan untuk sektor perkebunan dan pertanian masih minim,” keluhnya.
Saat ini, berdasarkan data Clearing House Kopi Jabar, luas perkebunan kopi mencapai 30.620 hektare yang tersebar di 18 kabupaten/kota. Dari area seluas itu, sekitar 98,64% adalah milik rakyat. “Sisanya, sekitar 415 hektare atau 1,36 persennya milik swasta,” tandasnya. (VIL)