Tekan Angka HIV/AIDS di Jawa Barat, Wagub Usulkan Poligami dan Edukasi Seks

 

Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum ( ilustrasi foto: jabar pemprov)

JABARTODAY.COM, BANDUNG – – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhaul Ulum mengatakan solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jabar adalah dengan menikah dan polgami. Sebab, kata Uu, menikah dan poligami akan menjauhkan diri dari perbuatan zina.

 

Menurut Uu, terbukti bahwa perzinahan membawa banyak mudarat, mulai dari penyakit kelamin menular, hingga paling parah terjangkit penyakit HIV/AIDS. Usulan itu disampaikan Uu menyusul adanya fenomena HIV/ AIDS menghebohkan masyarakat Kota Bandung.

 

“Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/AIDS. Kedua, anak- anak muda banyak juga yang kena,” kata Wagub Jabar dalam keterangan tertulis via WhatsApp seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (30/8/2022).

 

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung, dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, sebanyak 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT).

 

Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa. Untuk mencegah suami berhubungan seks dengan PSK, Uu menyarankan suami berpoligami.

 

“Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” kata Uu.

 

Sekalipun masalah poligami menuai banyak pro dan kontra, kata Uu, namun hal itu manusiawi dan merupakan fitrah.

 

“Tetapi agama sudah memberikan pilihan sebagai panduan dalam kehidupan di muka bumi ini,” kata Uu.

 

Selain itu, upaya lainnya adalah sosialisasi, penyuluhan, atau pendidikan terkait seks harus lebih serius diberikan kepada generasi muda agar terhindar dari perbuatan terlarang itu.

 

“Nah, menurut saya di samping harus ada pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, kemudian juga tentang pendidikan seks terhadap masyarakat dan juga penyuluhan dari pemerintah tentang HIV/AIDS, masyarakat sendiri harus mempunyai keberanian untuk bersikap,” sambungnya.

 

Upaya lainnya adalah peningkatan pemahaman keagamaan. Kalau perlu, kata Uu, kampus-kampus mendirikan pesantren untuk mahasiswa. Uu mengimbau anak muda apabila sudah tidak kuat ingin menyalurkan hasrat seksualnya agar segera menikah.

 

Sebab, menurut Uu, hasrat seksual adalah manusiawi. Akan tetapi tetap harus disalurkan dengan cara yang benar sesuai syariat agama.

 

Uu juga mendorong keluarga di Jabar agar memberikan dukungan bila ada anak di keluarganya yang ada keinginan menikah, daripada terjadi hal yang tidak diharapkan di luar pernikahan.

 

“Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja, orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halang, kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya),” katanya.

 

“Nikah muda juga belum tentu sengsara, berantakan, apalagi kalau nikahnya niatnya ibadah. Sekalipun sedang kuliah, atau belum dapat kerja atau lainnya kalau sudah kebelet ya bagaimana,” sambung Uu.

Baca Juga: Gawat, Ratusan Mahasiswa Di Bandung Positif HIV AIDS

 

Edukasi Seks Juga Penting

 

Lonjakan jumlah kasus HIV/AIDS di Bandung, Jawa Barat, ternyata mendapat perhatian serius dari Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhaul Ulum. Menurut Uu, salah satu penyebab lonjakan itu adalah perilaku zina. Uu pun mengusulkan untuk melonggarkan aturan poligami. Poligami, kata Uu, bisa mencegah perselingkuhan yang akhirnya berujung melakukan seks tak sehat kepada pekerja seks.

 

“Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” kata Uu.

 

Sementara itu, kata Uu, pernikahan dianggap bisa meminimalisir perilaku seks bebas. Seks bebas menjadi salah satu faktor meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di kalangan generasi muda.

 

“Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja, orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halang, kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya),” katanya.

 

“Nikah muda juga belum tentu sengsara, berantakan, apalagi kalau nikahnya niatnya ibadah. Sekalipun sedang kuliah, atau belum dapat kerja atau lainnya kalau sudah kebelet ya bagaimana,” sambung Uu.

 

Namun demikian, kata Uu, sosialisasi seks aman dan sehat juga harus terus digenjot, khususnya kepada generasi muda agar terhindar dari perbuatan terlarang itu.

 

“Nah, menurut saya di samping harus ada pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, kemudian juga tentang pendidikan seks terhadap masyarakat dan juga penyuluhan dari pemerintah tentang HIV/AIDS, masyarakat sendiri harus mempunyai keberanian untuk bersikap,” katanya.

 

Selain itu, Uu berpendapat, peningkatan pemahaman keagamaan juga penting. Kampus-kampus kemungkinan bisa mendirikan pesantren untuk mahasiswa. Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung mencatat ada 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021.

 

Lalu sebanyak 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT) dan salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Kemudian, 6,9 persen atau 414 kasus positif HIV/AIDS terjadi pada mahasiswa. [ ]

 

Related posts